TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suara tangisan J, bocah tiga tahun dari dalam rumah hanya dianggap angin lalu saja oleh warga sekitar yang mendengarnya.
Ia diketahui selama berhari-hari terkurung di dalam rumah bersama neneknya yang sudah terbujur kaku, Jalan Gambir Anom 2, RT 06 RW 06 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (30/9/2021).
Kondisi J sudah mulai lemas saat ditemukan warga, Kamis (30/9/2021).
Sementara neneknya sudah dalam keadaan meninggal di atas tempat tidur dan kondisinya sudah mulai membiru.
Diketahui J hanya tinggal berdua bersama neneknya di rumah bernomor 6 tersebut.
Sebelum, J ditinggal ayahnya yang merupakan warga Negara Belanda.
Kemudian, ibu kandungnya meninggal dunia karena sakit pada Agustus lalu.
Setelah ayah dan ibunya tiada, J pun tinggal dan diasuh neneknya.
Baca juga: Bocah 3 Tahun yang Terkurung di Rumah Bersama Jasad Sang Nenek Berhari-hari Kini Dirawat Tantenya
Namun, kebersamaan mereka pun tak lama.
Neneknya yang berinisial OT (62) pun meninggal dunia karena memiliki riwayat penyakit TBC.
Jasad neneknya ditemukan warga bersama polisi terbaring di atas tempat tidur.
Diduga, OT sudah meninggal beberapa hari sebelumnya sampai akhirnya ditemukan warga dan polisi.
Di dekat jasad sang nenek, J ditemukan dalam kondisi memprihatinkan.
Kapolsek Kelapa Gading AKP Rio Mikael Tobing mengungkap kronologi penemuan jasad Lansia ditemani bocah 3 tahun tersebut.
Warga awalnya tidak menyadari bila nenek bocah tersebut meninggal dunia, mesikipun tangisan anak berusia tiga tahun tersebut kerap terdengar dari dalam rumah.
Baca juga: Kisah Bocah 3 Tahun Temani Jasad Neneknya Berhari-hari di Rumah, Tidak Makan dan Mandi Selama 3 Hari
Warga setempat mulai curiga saat mencium bau menyengat dari rumah OT.
Warga kemudian melapor ke Polsek Kelapa Gading.
"Kami terima laporan dari masyarakat bahwa di Jalan Gambir Anom ada mencium bau tidak sedap," ucap Kapolsek Kelapa Gading AKP Rio Mikael Tobing di lokasi, Kamis (30/9/2021).
Setelah itu, personel pelayanan SPK dan anggota Reskrim mendatangi tempat kejadian perkara.
Setelah mendobrak pintu polisi melihat OT sudah terbaring tak bernyawa.
Tak jauh dari jenazah OT, polisi juga mendapati cucu korban.
"Ketika kami dobrak, kami menemukan pemilik rumah keadaan tidak bernyawa," kata Rio.
Baca juga: Tiga Tukang Ojek Tega Lecehkan Bocah 10 Tahun, Terungkap setelah Korban Murung Tak Mau Bicara
"Cucunya dalam keadaan telanjang, dan sudah kami evakuasi ke Puskesmas untuk menerima perawatan," ujarnya.
Setelahnya, polisi langsung membawa jenazah korban ke RSCM untuk dilakukan penanganan lanjutan.
Terungkap, nenek OT sudah meninggal empat hari yang lalu.
Suara Tangisan J Tak Digubris
Selama terkurung di rumah bersama jasad neneknya, bocah tiga tahun tersebut tak mandi dan tak makan selama berhari-hari.
Saat ditemukan tubuh bocah tersebut kurus dan dipenuhi kotoran serta berbau tak sedap.
Tangisan J langsung pecah ketika melihat polisi datang mendobrak pintu rumahnya.
J kemudian dimandikan warga dibantu pihak kepolisian.
Ia sempat menangis lagi sebelum akhirnya ditenangkan warga dan petugas setempat.
Ketua RT 06 RW 06 Pegangsaan Dua, Tika yang melihat tersebut sempat tak percaya melihat kondisi cucu korban.
Baca juga: Pemulung di OKU Selatan Lecehan Bocah 8 Tahun, Aksi Dilakukan dalam Masjid dan Terekam CCTV
Ia mengira si cucu sudah tak bernyawa juga, namun dugaannya salah.
"Saya pikir cucunya meninggal karena kan enggak makan tiga hari ternyata masih hidup," kata Tika di lokasi.
Tika mengatakan, memang sebelum ditemukannya jenazah OT, warga kerap kali mendengar tangisan dari rumah tersebut.
Namun, tangisan bocah tersebut dianggap hanya angin lalu.
"Kalau tangisan kita sering denger memang. Anak itu sering nangis, cuman warga nganggepnya biasa aja," ucap Tika.
Berhari-hari OT Tak Keluar Rumah
Tika lalu menyinggung kecurigaannya sebelum jenazah OT ditemukan.
Menurut dia, kebiasaan OT ialah mengorder makanan via ojek online.
Dari situ, OT biasanya akan terlihat keluar ke teras rumahnya untuk mengambil makanan itu.
"Biasanya dia sering makan pake ojek online, tapi ini enggak ada. Biasa pagi-pagi ada," kata Tika di lokasi.
Kecurigaan lainnya yang dirasakan Tika terkait dengan kondisi tempat sampah di rumah korban.
Sehari-harinya tempat sampah di rumah OT yang bernomor 6 pasti akan terisi sampah rumah tangga.
Namun, sudah empat hari belakangan tong sampah itu kosong sama sekali.
Kecurigaan makin menguat saat Tika dan beberapa warga lainnya mencium bau menyengat dari arah rumah korban.
Bahkan, bau tidak sedap itu menyeruak sampai puluhan meter dari rumah OT.
"Baunya nyengat banget. Akhirnya saya samperin satpam, saya laporin pak RW, tetangga saya (OT) beberapa hari enggak keluar," ucap Tika.
Tika melapor ke pengurus RW setempat yang kemudian diteruskan ke Polsek Kelapa Gading.
Polisi lalu mendatangi rumah OT dan memanggil yang bersangkutan, namun tak ada sahutan.
Baca juga: Korban Dugaan Pungli Perumahan Permata Buana Jakarta Barat Mengaku Diintimidasi Sejak Awal 2021
Alhasil, polisi langsung mendobrak rumah OT dan menemukan jenazah wanita itu sudah membengkak di atas kasur.
"Pas (polisi) masuk, ternyata jenazahnya udah biru, udah bau busuk," kata Tika.
Di dalam kamar, di dekat jenazah korban, ada seorang balita laki-laki berusia 3 tahun yang masih hidup.
Balita itu tak lain adalah J yang selama ini memang tinggal serumah dengan korban.
"Saya pikir cucunya meninggal juga, karena kan enggak makan tiga hari ternyata masih hidup," tutur Tika.
Tika menambahkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir korban tinggal bertiga bersama anak perempuan dan cucunya.
Namun, sebulan lalu, anak perempuan OT meninggal dunia sehingga wanita lansia itu hanya tinggal berdua dengan cucu laki-lakinya yang masih balita.
"Jadi korban punya anak, suami anaknya ini di Belanda, korban sudah tinggal sama cucunya dari bayi. Ibunya si bayi ini sudah meninggal," jelas Tika.
Kini dirawat sang tante
J kini sudah dijemput pihak keluarga di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis (29/9/2021) malam.
Tante dari J, Flora, bersama suami datang menjemput J di Puskesmas Kelapa Gading.
Flora mengatakan selanjutnya J akan dibawa untuk tinggal dan dirawat di rumahnya di bilangan Pamulang, Tangerang Selatan.
Ia mengaku sangat bersyukur bisa menemukan dan menjemput J.
"Saya sebagai wakil dari keluarga sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan keadaan ini dengan sangat baik. Saya adalah tantenya," kata Flora di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Kamis (30/9/2021) malam.
Flora mengatakan dirinya yang akan merawat sendiri keponakannya itu di rumahnya di daerah Pamulang, Tangerang Selatan.
Flora mengaku kaget setelah mengetahuan kejadian meninggalnya nenek OJ dan kondisi J.
Ia bersama suami lantas langsung datang ke Puskesmas.
Dirinya juga sempat mengajak ngobrol keponakannya itu sebelum menggendong J menuju ke mobil dan membawanya pulang.
"Rencananya akan saya rawat sendiri di rumah saya di daerah Pamulang. Dia memang sudah dari kecil sama neneknya," kata Flora.
"Orangtua dari anak ini tidak ada jadi terpaksa harus saya yang rawat. Kondisinya sehat-sehat saja sampai saat ini," ujarnya. (Tribunjakarta.com/ abdul qodir/ Rr Dewi Kartika H/ Gerald Leonardo)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Suara Tangisannya Tak Digubris Warga, Balita di Kepala Gading Berhari-hari Tidur Bareng Jasad Nenek