News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jumlah Manusia Silver di Jalanan Terus Bertambah, Kasatpol PP Bekasi Curhat Soal Pembinaan

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Manusia Silver dengan mengunakan kostum Gatot Kaca di pembatas jalur Jalan Jendral Basuki Rachmat, Jakarta Timur, Minggu (31/5/2020). Dengan berbagai macam penampilan yang bisa membuat penguna jalan tertarik dan memberi uang kepada dirinya. (Warta kota/Henry Lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena manusia silver jadi pengemis di jalanan menjadi masalah sosial di sejumlah kota.

Terkait hall itu, Kepala Satpol PP Kota Bekasi, Abi Hurairah, mengatakan pihaknya terkendala pembinaan kepada manusia silver atau para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang mereka amankan.

"Kalau kita bicara masalah manusia silver, kita kan masih terkendala terkait dengan masalah pembinaan,” ujarnya, Rabu (20/10/2021).

“Tugas satpol PP adalah penertiban, seyogyanya pembinaan ini kan ada dinas khusus yang berkompeten," imbuhnya.

Menurut Abi, setelah mereka diamankan petugas ketika saat razia dan diberikan ke Dinas Sosial, tidak ada pembinaan secara khusus.

Sehingga mereka pun kembali ke jalan, karena memang kebutuhan ekonomi yang mendesaknya mereka turun ke jalan.

"Beberapa kali kita lakukan penertiban tugas kita adalah dari pada penertiban tersebut menyampaikan ke rumah singgah.

Baca juga: Kronologi Manusia Silver Tewas Tenggelam di Tangerang, Berawal Lomba Renang dengan Teman di Sungai

Tapi mereka kembali lagi ke jalan, dan orang yang ditertibkan itu-itu saja," katanya.

Fenomena manusia silver di Kota Bekasi, diungkapkan oleh Abi juga tidak ada peningkatan, begitu pula dengan para PMKS lainnya.

Justru kenaikan biasa terjadi ketika saat memasuki ramadan ataupun saat lebaran. 

"Kalau sekarang ini belum ada (peningkatan) nanti biasanya yang timbul ada itu mau di idul fitri ada itu, mau di idulfitri itu trendnya pasti naik," ujarnya.

Agar memberikan efek jera, atau agar manusia silver maupun PMKS agar tidak lagi kembali ke jalan.

Abi berharap ada pembinaan yang lebih baik, tidak hanya sekedar membuat surat pernyataan agar tidak kembali lagi ke jalan.

"Harapan kami sih dapat dilakukan pembinaan tidak hanya membuat surat pernyataan kemudian dilepas. Kalau pemerintah kan tidak begitu, kalau hanya sekedar data terus dilepas. Mereka tidak ada efek jera sebetulnya kalo kita berbicara masalah itu," ucapnya.

Ratusan keluarga manusia silver di Jakarta, Depok dan Tangsel

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat kasus pelibatan anak sebagai manusia silver yang dilakukan orangtua marak terjadi di DKI Jakarta.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan hingga kini pihaknya mencatat sedikitnya ada 189 keluarga manusia silver yang terdiri dari orangtua dan anak berada di DKI Jakarta.

"Di DKI Jakarta ditemukan 189 Keluarga manusia silver. Mereka hidup di jalanan, rumah kardus tinggal di kolong jembatan," kata Sirait dalam keterangan yang diterima, Selasa (28/9/2021).

Meski cat yang digunakan berdampak buruk bagi kesehatan, anak kerap dilibatkan menjadi manusia silver guna memantik rasa belas kasihan sehingga warga memberikan uang.

Menurut Komnas PA, pelibatan anak menjadi manusia silver merupakan masalah sosial yang tidak bisa diselesaikan pemerintah pusat dan daerah sehingga jumlahnya terus bertambah.

"Ini merupakan bentuk kekerasan terhadap anak, kejahatan kemanusiaan dan merendahkan martabat anak. Masalah sosial baru ini harus dihentikan dan dicari jalan keluar atau solusinya," ujarnya.

Baca juga: Tenggelam di Sungai Cisadane Sejak 2 Hari Lalu, Rudi si Manusia Silver Ditemukan Tak Bernyawa

Tidak hanya di Jakarta, Sirait menuturkan pihaknya menemukan ratusan kasus keluarga manusia silver di Kota Depok dan Tangerang Selatan yang merupakan wilayah penyangga.

Dia mencontohkan kasus bayi di Tangerang Selatan (Tangsel) yang dicat silver oleh tetangga dari orangtua bayi, kasus ini hanya sebagian kecil dari masalah yang ada dan kerap luput.

"Di Kota Depok dan Tangsel ditemukan 200 keluarga manusia silver melibatkan balita dan bayi. Ini telah menjadi fenomena yang memprihatinkan dan telah menjadi masalah sosial baru," tuturnya.

Sebelumnya, sejumlah orang tua menjadi manusia silver banyak yang mengajak anaknya untuk mengamen di lampu merah.

Kasus ini menjadi sorotan bagi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Pa) karena adanya dugaan eksploitasi anak.

Arist menjelaskan, di DKI Jakarta ada sebanyak 189 keluarga manusia silver yang tercatat sampai September 2021.

"Mereka hidup di jalanan, rumah kardus tinggal di kolong jembatan," ujar dia melalui keterangan tertulis pada Selasa (28/9/2021).

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Satpol PP Kota Bekasi Sebut Pembinaan yang tak Jelas Membuat Manusia Silver Kembali ke Jalan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini