TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan orang di Koja, Jakarta Utara jadi korban keracunan rice box dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Minggu (24/10/2021) lalu.
Seorang ibu menyusui warga RW 06 Kelurahan Koja termasuk satu dari puluhan korban keracunan itu.
Akibat keracunan, ibu muda bernama Irda Nurmaya Sari (19) itu dilarang menyusui bayinya hingga seminggu ke depan.
Berikut curhatan dari Irda, yang hanya makan satu suap rice box lalu keracunan dan kini dilarang menyusui bayinya.
Jadi Korban Keracunan, Irda Dilarang Menyusui Bayinya
Maya, sapaan akrab Irda, menceritakan, awalnya ia menerima rice box PSI pada Minggu petang sekira pukul 17.00 WIB.
Setelah menyantap makanan dari rice box itu, Maya mulai merasakan pusing dan mual sekitar pukul 21.00 WIB malam harinya.
Baru lah sekitar pukul 23.30 WIB, Maya muntah-muntah hingga dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Koja.
Ketika diperiksa di IGD, Maya mengungkapkan kepada dokter terkait gejala yang dirasakan serta statusnya sebagai ibu menyusui.
Lalu, sembari memberikan obat-obatan, dokter bilang Maya tidak bisa menyusui bayinya dalam waktu satu hari.
"Kan saya bilang kasih yang terbaik buat saya, karena saya ibu menyusui. Terus kata orang rumah sakitnya, ibu jangan menyusui dulu sampai besok, ini ibu saya kasih obat," kata Maya saat ditemui di kediamannya, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: 4 Jam Setelah Makan Rice Box dari PSI, Puluhan Warga Koja Keracunan, Begini Cerita dan Kondisinya
Maya pulang ke rumah dengan obat-obatan pemberian dokter, sementara anak semata wayangnya dititipkan ke mertua.
Senin (25/10/2021) siang, pihak puskesmas mendatangi permukiman RW 06 Kelurahan Koja untuk mendata siapa saja warga yang keracunan.
Maya datang mengikuti pemeriksaan dan kembali diimbau untuk tak menyusui bayinya.
Namun, kali ini bidan dari puskesmas meminta Maya stop memberikan ASI kepada bayinya dalam kurun waktu satu minggu ke depan.
"Ada salah satu bidan dari puskesmas datang, karena saya ibu menyusui, saya nggak boleh menyusui anak dulu sampai seminggu. Kasihan ke anak kamunya, kata orang puskesmas," ucap Maya.
Baca juga: 23 Warga Koja Jakarta Utara Keracunan Usai Santap Nasi Box PSI, Berikut Penjelasan RW Hingga Polisi
Maya makin khawatir karena dirinya tak bisa menyusui sang buah hati dalam waktu cukup lama mengingat selama ini sang bayi tidak pernah lepas dari ASI.
Di luar hal itu, Maya mau tidak mau menjalani perintah bidan demi kebaikan sang bayi.
Apalagi, Maya meyakini racun yang membuatnya mual hingga muntah masih akan mendekam dalam dirinya dalam waktu lama.
"Jadi anak saya minum susu formula dulu, karena kan saya kena, takutnya kalo menyusui nanti kena ke anak saya. Karena katanya kalo bayi lebih gampang," ucap Maya.
"Kalo racun ini kan nggak satu minggu dua minggu, bisa sampai satu atau dua bulan masih ada," tutup dia.
Cuma Makan 1 Sendok Rice Box PSI, Mama Muda di Koja Langsung Keracunan
Irda Nurmaya Sari alias Maya (19), mama muda warga RW 06 Kelurahan Koja, keracunan usai menyantap nasi boks atau rice box Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Minggu (24/10/2021).
Maya keracunan meski hanya menyantap satu sendok makan rice box tersebut.
"Saya makan cuman satu sendok, reaksinya jam 9 malam," kata Maya saat ditemui di kediamannya, Selasa (26/10/2021).
Rice box yang diterima Maya berisi nasi putih, telur balado, sayur buncis, tempe orek, serta selada.
Maya mulai merasa mual dan pusing sekitar pukul 21.00 WIB, atau tiga jam setelah menyantap rice box tersebut.
Ternyata, tak hanya rasa mual dan pusing saja yang diderita Maya pada Minggu malam itu.
Ia juga muntah-muntah hingga mengeluarkan lendir darah dan akhirnya dilarikan ke RSUD Koja.
"Jam 23.30 WIB, muntah tiga kali, muntah ketiga kalinya itunya keluar lendir darah. Langsung suami saya ajak ke UGD," ucap Maya.
Kesaksian Warga yang Keracunan Usai Santap Rice Box PSI: Seladanya Kuning, Nasinya Berair
Irda Nurmaya Sari alias Maya (19), ibu muda warga RW 06 Kelurahan Koja, Jakarta Utara, mengakui ada yang tidak beres dari nasi boks pemberian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diduga membuatnya keracunan, Minggu (24/10/2021) lalu.
Dalam rice box yang diterima Maya, terdapat daun selada yang sudah mulai menguning dan nasi putih yang sudah berair.
"Kalo di saya isinya kan nasi, telur balado, orek tempe buncis, sama daun selada," kata Maya di kediamannya, Selasa (26/10/2021).
"Cuman di daun selada saya itu atasnya sudah mulai menguning. Di nasinya itu sudah mulai berair bawahnya, itu kalo di punya saya. Kalau di yang lain saya nggak tahu," paparnya.
Selain itu, bau dan rasa dari makanan dalam nasi boks dikatakan Maya normal-normal saja.
Puluhan Warga Keracunan Rice Box PSI
Sebelumnya, DPC PSI Kecamatan Koja membagikan 80 rice box kepada warga RW 06 Kelurahan Koja dalam acara bakti sosial terkait Covid-19, Minggu (24/10/2021) sore lalu.
Dalam hitungan jam setelah menyantap rice nox berisi nasi, sayur buncis, telur, dan orek tempe itu, sedikitnya 35 warga mengalami keracunan.
Dari jumlah korban keracunan itu, lima warga yang seluruhnya anak-anak hingga Selasa siang ini masih dirawat di RSUD Koja.
Atas kejadian ini, PSI meminta maaf lalu berjanji akan menanggung biaya perawatan terhadap para korban keracunan.
Nyatanya, berdasarkan penuturan ketua RW, acara baksos besutan DPC PSI Kecamatan Koja tersebut dilakukan tanpa ada koordinasi ke pengurus wilayah setempat.
"Pemberian ini nggak ada koordinasi dengan kita pengurus wilayah, jadi antar teman aja, totalnya ada 80 kotak nasi," kata Ketua RW 06 Kelurahan Koja, Suratman, Senin (25/10/2021) kemarin.
Menanggapi pernyataan ketua RW tersebut, Pengurus PSI DKI Jakarta Norman Lianto buka suara.
Norman mengklaim pengurus ranting di Kecamatan Koja sudah berkali-kali menggelar acara serupa.
Katanya, sudah ada pengurus PSI dari Kecamatan Koja yang memberitahu pengurus wilayah setempat soal pembagian nasi kotak itu.
"Kami sudah berkali-kali membagikan di sekitar wilayah Koja dan ini bukan pertama kalinya kami membagikan di wilayah Koja. Sudah sempat ada ranting kami yang info," ucap Norman di RSUD Koja, Senin malam.
Baca juga: Kontroversi Nama Jalan Attaturk, Begini Respons Menteri, Anggota DPR, Yusril dan Haji Lulung
Norman juga menyatakan bahwa divisi hukum dari partainya sudah dipanggil ke Polsek Koja.
Pemanggilan itu untuk kepentingan berita acara pemeriksaan (BAP) terkait pembagian nasi kotak berujung keracunan warga.
"Masalah di kepolisian kami sudah bekerja sama dengan divisi hukum dan sudah diurus dengan baik. Divisi hukum kami sedang di Polsek Koja sedang di-BAP," ucap dia. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)