TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petugas layanan bus Transjakarta, Sigit Priantono (34) menjadi korban begal di Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur.
Rahmawati (30) sang istri menceritakan kronologi peristiwa berdarah yang terjadi pada Senin (25/10/2021) dini hari itu.
Dari cerita Rahmawati pula terungkap sosok Sigit sebagai pekerja gigih sekaligus tiang keluarga yang kokoh.
Pada Minggu (24/10/2021), Sigit bersama sang istri masih berdagang siomay di sekitar rumahnya di Jalan Balai Rakyat RT 09/RW 11, Cakung Timur, Jakarta Timur.
Usaha tambahan itu dilakukannya setelah menyelesaikan pekerjaan utamanya sebagai petugas layanan bus Transjakarta.
Pasangan itu berjualan siomay hingga pukul 21.30 WIB.
Baca juga: Dukung Spanduk Parkir Gratis di Minimarket, Polres Metro Bekasi: demi Keamanan, Cegah Jukir Ilegal
Baca juga: Wawali Kota Tangerang Tanggapi Oknum Satpol PP Diduga Salahi SOP, Kepergok Tanpa Busana Bersama PSK
Menurut cerita Rahmawati, selepas magrib, Sigit menerima pesan singkat terkait jadwal masuk kerja.
Pesan itu menuliskan bahwa Sigit dijadwalkan masuk pada Senin (25/10/2021), pagi.
Sehari-hari Sigit berprofesi sebagai Petugas Layanan Bus (PLB) Transjakarta.
Usai mendapat pesan tersebut, Sigit segera mempersiapkan keperluan untuk esok hari.
Sigit biasanya menggunakan motor Honda Megapro untuk menuju tempat kerja.
Namun pada hari itu, sepeda motor milik Sigit mengalami masalah mesin.
Kemudian, Sigit menghampiri kakak kandungnya pukul 21.30 WIB untuk meminjam Vespa.
"Motor dia aslinya Megapro cuma tangkinya rembes sama rantainya kendor, takut putus kalau dibawa kencang. Biasanya pakai motor ibu saya. Karena dia masuk pagi, kita kompromi. Kalau pinjem motor ibu saya, paginya motor itu dipakai buat belanja ke pasar," kata Rahmawati saat ditemui di rumahnya pada Rabu (27/10/2021), siang.
Usai mendapat motor Vespa milik sang kakak, Sigit pun pulang.
Sekira pukul 23.30 WIB, Sigit meminta izin kepada Rahmawati untuk mengisi bensin ke SPBU yang letaknya tak jauh dari Halte Transjakarta Ujung Menteng.
"Izin keluar rumah karena mau isi bensin, takutnya kalau kalau ngisi pagi malah kena macet, dia izin jam 23.30 WIB," jelas Rahmawati.
Baca juga: Penjambret yang Tewaskan ABG di Depok Tertangkap, HP Korban Dijambret saat Asyik Main Game Online
Baca juga: Ritual Celana Dalam Buang Sial di Gunung Sanggabuana Karawang, Kades, MUI, Dinas Pariwisata Bersuara
Rahmawati yang sebelumnya sudah tertidur, terbangun pada 03.00 WIB.
"Pukul 03.00 WIB kok belum pulang, saat itu saya sedang merapikan baju almarhum yang sering dipakai untuk kerja. Kebetulan belum disetrika pakaiannya buat kerja pagi, berangkatnya pukul 05.00 WIB," sambungnya.
Rahmawati terus berupaya menghubungi Sigit melalui pesan WhatsApp (WA), namun pesan itu hanya tercentang satu atau tidak terkirim.
Tak berselang lama dari pesan WA yang ia kirim ke Sigit, sejumlah teman korban menghampiri Rahmawati di rumahnya.
"Nggak lama saya WhatsApp, istri temannya datang ke rumah dan bilang 'kak Sigit dibegal di Ujung Menteng'. Terus saya minta nomer temannya yang ada di rumah sakit," sambung Rahmawati.
Sekira pukul 04.00 WIB, Rahmawati telah sampai di RS Ananda.
Di rumah sakit itu Rahmawati bertemu dengan mertua, kakak, serta kerabat Sigit.
Diketahui kala itu Sigit sudah dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.
Kata dia, jenazah Sigit mengalami luka di bagian pangkal lengan dan di bawah ketiak bagian kiri.
Baca juga: Wagub DKI Bersyukur Harga PCR Turun Karena Bisa Percepat Penurunan Penyebaran Covid-19
Berdasarkan informasi yang dia peroleh, Sigit meninggal dunia lantaran kehabisan darah karena menderita luka bacok yang cukup dalam.
Selepas itu, jenazah Sigit langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur guna keperluan visum.
Visum dilakukan sebagai satu upaya penelusuran dari pihak kepolisian agar dapat mengungkap kasus pembegalan tersebut.
"Siangnya sudah diserahkan ke pihak keluarga, terus disalatkan, dimakamin di TPU (Taman Pemakaman Umum) Kampung Bali, Jalan Rawa Kuning, abis Zuhur dimakamkan," ujarnya.
Sigit Priantono meninggalkan dua orang anak.
Anak pertama berusia 9 tahun, sedangkan anak kedua berumur 1 tahun 2 bulan.
Baca juga: Mayat Mr X Membusuk di Hutan Kota Bekasi, Sempat Dikira Bangkai Kucing, Diduga Korban Pembunuhan
Kapolsek Cakung, Komisaris Polisi Satria membenarkan adanya peristiwa peristiwa tersebut.
Saat ini, anggota Reskrim Polsek Cakung tengah melakukan pengejaran terhadap para pelaku.
"Kami masih mendalami keterangan dari saksi dan juga dari keterangan saksi, Tim Lapangan sudah bergerak. Semoga dalam waktu dekat pelaku bisa ditangkap," kata Satria saat dihubungi via pesan WhatsApp pada Rabu (27/10/2021), malam.
Sementara itu, Rahmawati berharap para pelaku segera ditangkap polisi.
"Semoga pelakunya cepat tertangkap, agar orang lain tidak merasakan hal yang saya rasakan. Cukup saya saja yang merasakan, kasihan mereka yang ditinggalkan," tutur Rahmawati
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Begal Maut di Cakung, Tiang Keluarga yang Kokoh Itu Roboh Direnggut Senjata Tajam Penjahat,