Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNNENWS.COM, JAKARTA - Ada cerita masa kecil di balik kesuksesan Muhammad Rizki Hidayat (25), personel Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Pria yang bekerja sebagai pasukan oranye ini tak instan meraih prestasi.
Rizki yang sudah enam tahun menjadi anggota PPSU Cipinang Muara berhasil meraih gelar S-1 dengan predikat cumlaude IPK 3,52 pada jurusan Teknik Informatika di Universitas Nusa Mandiri.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang hadir dalam acara syukuran Rizki di kantor Kelurahan Cipinang Muara pada Sabtu (20/11/2021) bahkan dibuat kagum oleh prestasi diraih Rizki.
Riza mengaku kagum karena meski Rizki lahir di keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi, tapi semangat Rizki untuk mengenyam pendidikan dan meraih kesuksesan tak surut.
Rizki mengatakan prestasi yang kini bisa membuat sang ibu Sumariah (60) bahagia pun tidak diraih dengan proses yang mudah, melainkan lewat proses kerja keras tanpa kenal lelah.
Baca juga: Momen Wagub DKI Hadiri Syukuran Anggota PPSU Cipinang Muara yang Raih Cumlaude S-1
"Saya SD di panti asuhan di Klender (Duren Sawit), SMP di panti asuhan Ceger (Cipayung). Karena yang ada di pikiran ibu saya waktu itu enggak apa malu di depan, yang penting anak sekolah," kata Rizki di Jakarta Timur, Sabtu (20/10/2021).
Selepas tamat SMP tahun 2010, anak ketiga dari empat bersaudara itu sempat mengalami kendala melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA karena masalah ekonomi.
Hingga akhirnya pada tahun 2010-2012 dia bekerja sebagai operator Warung Internet (Warnet) di wilayah Kelurahan Cipinang Muara milik seorang teman guna mencari penghasilan.
"Waktu itu saya pikir yang penting saya enggak menyusahkan orangtua saya. Waktu itu jaga Warnet dekat rumah di Cipinang Muara. Sampai akhirnya saya masuk SMA 45 di Kelapa Gading," ujarnya.
Rizki mengenyam pendidikan SMA berkat program sekolah gratis yang digagas pemerintah hingga akhirnya lulus pada tahun 2015, lalu mendapat tawaran kerja sebagai anggota PPSU.
Tanpa pikir panjang, pada tahun 2015 Rizki mendaftar sebagai anggota PPSU Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara hingga akhirnya diterima dan bertahan sampai sekarang.
"Awalnya sempat malu bekerja sebagai PPSU. Waktu hari pertama daftar anggota PPSU di Kelurahan itu ada 100 orang lebih, banyak anak muda juga. Tapi setelah mendengar penjelasan tugas kerja banyak yang mundur," tuturnya.
Rizki menuturkan seiring berjalannya waktu rasa malu bekerja sebagai PPSU hilang, berganti dengan rasa bangga bisa menjaga lingkungan permukiman sekaligus menolong orang lain.
Selama tiga tahun awal Rizki bertugas di lapangan membersihkan permukiman warga, memotong batang pohon yang rawan tumbang dilakoni, hingga dia dipindah tugas ke bagian administrasi.
"Saya bisa katakan PPSU di tahun pertama dan kedua sebagai itu seperti membobol hutan Jakarta. Karena waktu itu kan belum ada PPSU, ketika ada bersih. Di tahun ketiga dan seterusnya itu menjaga," lanjut Rizki.
Di tengah kesibukannya bekerja sebagai PPSU Rizki akhirnya memutuskan melanjutkan pendidikan kuliah, dia memilih jurusan Teknik Informatika di Universitas Nusa Mandiri.
Pilihan jurusan Teknik Informatika itu bukan karena dia pernah bekerja sebagai operator Warnet, melainkan karena yakin bidang tersebut memiliki prospek masa depan cerah.
"Kepikiran milih jurusan itu baru pas daftar saja. Komputer enggak ada matinya, karena komputer akan terus berkembang. lmu-ilmu di bidang komputer terus berkembang dan akan kepakai," sambung dia.
Rizki mengakui membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah bukan hal mudah karena memiliki jam kerja dari pukul 07.00-15.00 WIB, sementara kuliah dari pukul 16.30-21.30 WIB.
Demi meraih nilai yang dapat membahagiakan sang ibu dia kerap harus belajar hingga dini hari, bahkan subuh, semua hal itu dilakoninya selama empat tahun kuliah.
"Biaya kuliah per semester itu Rp 2,5 juta, itu di luar biaya lainnya. Kalau gaji PPSU itu kan mengikuti UMR per tahun. Kalau pakai logika ya enggak cukup (menyisihkan gaji bayar kuliah), tapi ada saja jalannya," kata Rizki.
Perihal tugas akhir, Rizki memilih membuat aplikasi E-Gigi yang dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit gigi agar seseorang dapat mengetahui jenis pengobatan tepat.
Dalam merancang aplikasi ini dia sempat terkendala spesifikasi laptop-nya dan mencari tiga dokter gigi sebagai landasan diagnosa aplikasi, namun seluruh kendala dapat teratasi.
"Kenapa temannya gigi, karena memang gigi saya begini (masalah struktur). Karena skripsi itu kan menemukan masalah dulu. Sempat kesulitan karena awal pandemi Covid-19 dan butuh berkali-kali konsultasi," ujarnya.
Baca juga: Ranjau Paku dan Logam Tajam Ditemukan PPSU dan Satpol PP Saat Menyisir Jalan Kolonel Sugiono
Keinginan Rizki untuk sukses tidak berhenti pada capaian gelar S-1 dengan predikat cumlaude, dia masih ingin meraih prestasi lain sambil tetap mengabdi sebagai anggota PPSU.
Kepada anak muda seusainya, dia berpesan agar tidak malu dengan pekerjaan apapun yang dilakoni selama halal dan sebisa mungkin tidak membebani orang di sekitar.
"Jangan mengharapkan orang lain dahulu, kalau sudah enggak mampu baru minta bantuan orang lain. Karena kita masih punya Tuhan," tuturnya.
Artikel ini sudah pernah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Cerita Anggota PPSU Cipinang Muara Raih S-1 dengan Predikat Cumlaude