Tes antigen akan menunjukkan hasil positif apabila viral load seseorang tinggi. Adapun viral load merupakan ukuran infeksi dari virus yang bisa dikalkulasikan dengan memperkirakan jumlah virus dalam tubuh.
Apabila viral load sudah turun, maka tes PCR-lah yang tepat untuk mendeteksi infeksi SARS-CoV-2.
"Walaupun antibodi sedang atau sudah mulai menurun, tapi yang pernah terinfeksi atau tervaksinasi itu masih memiliki sel memori," kata Tonang.
"Ketika terpaksa terinfeksi lagi, maka cenderung viral load-nya rendah dan masa bertahannya di dalam saluran napas signifikan lebih singkat. Maka mudah terjadi terinfeksi tapi 'tidak terdeteksi' pada tes antigen," sambungnya.
Melanda 45 Negara
Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan hingga 5 Desember 2021, WHO menkonfirmasi varian Omicron telah terdeteksi setidaknya di 45 negara.
Hal ini terungkap saat Menlu RI hadir sekaligus memimpin pertemuan COVAX AMC Engagement Group, Senin (6/12/2021).
“Terkait dengan varian Omicron, WHO sampaikan hingga 5 Desember 2021, mendeteksi setidaknya telah terjadi di 45 negara,” ujarnya.
Retno mengatakan beberapa data awal yang dikumpulkan WHO menyebutkan belum ada kesimpulan yang konklusif terkait tingkat penularan dan tingkat keparahan.
Termasuk tingkat hospitalisasi varian Omicron.
Baca juga: Epidemiolog: Gejala Covid-19 Omicron Mirip Influenza
“WHO menambahkan walaupun di Afrika Selatan menunjukkan adanya peningkatan tingkat hospitalisasi, namun belum bisa disimpulkan ini adalah akibat varian Omicron,” ujarnya.
Retno menyebut bahwa WHO akan terus melakukan penelitian terhadap varian ini.
Karena itu, ia meminta masyarakat untuk terus melakukan protokol kesehatan.
“WHO menyampaikan pentingnya terus melakukan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan selalu mencuci tangan,” ujarnya.
Baca juga: Umumkan Varian Omicron, Afrika Selatan Diblok Sejumlah Negara, Apakah Itu Upaya Tepat? Ini Kata Ahli