Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku utama pengeroyokan yang menewaskan anggota TNI AD, Pratu Sahdi, masih buron.
Pelaku utama itu bernama Baharudin.
Namanya sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi.
"Orang tersebut adalah atas nama Baharudin. Dialah yang diduga kuat melakukan aksi penusukan," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat, Selasa (18/1/2022).
Selain Baharudin, dua orang lainnya yang namanya masuk DPO polisi yaitu Sapri dan Ardi.
Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Tubagus mengultimatum ketiga pelaku tersebut untuk segera menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya.
"Oleh karena itu, terhadap tiga orang ini agar segera menyerahkan diri ke Ditreskrimum Polda Metro Jaya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," tegas dia.
Baca juga: Sosok Pratu Sahdi, Anggota TNI AD yang Tewas Dikeroyok di Jakarta Utara
4 Pelaku Telah Ditangkap
Saat ini, polisi telah menangkap 4 dari 8 pelaku pengeroyokan.
Tiga pelaku diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Dari 4 orang yang kami amankan, terhadap 3 orang sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan satu orang masih dilakukan pendalaman," ujar Tubagus Ade Hidayat.
Selain Pratu Sahdi, dua warga sipil yang melerai pengeroyokan itu turut menjadi korban dan mengalami luka-luka.
"Dua orang lainnya yang masyarakat sipil saat ini masih dilakukan pengobatan, masih dirawat di rumah sakit dengan karakteristik luka berat," ungkap Tubagus.
Kronologi pengeroyokan
Peristiwa pengeroyokan ini terjadi di warung seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (16/1/2022) sekitar pukul 03.00 WIB.
Tubagus menjelaskan, pengeroyokan itu bermula saat sekelompok orang yang diduga pelaku mendatangi warung dan mencari seseorang.
Di waktu yang bersamaan, Pratu Sahdi juga sedang berada di warung tersebut.
"Kejadian terjadi di TKP di Waduk Pluit ada sekelompok orang yang datang ke sana dengan maksud cari seseorang, dan ada anggota TNI yang sedang duduk-duduk di sana," kata Tubagus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (18/1/2022).
Lebih lanjut, Tubagus menuturkan terjadi perselisihan antara para pelaku pengeroyokan dan Pratu Sahdi.
"Terjadi perselisihan kecil yang akibatkan anggota TNI dikeroyok oleh kurang lebih 8 orang dari kelompok tersebut yang akibatkan anggota atau prajurit TNI itu meninggal dunia," ujar dia.
Sebelumnya, seorang saksi mata menceritakan saat anggota TNI AD dianiaya hingga tewas di warung seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Warga bernama Hendro (45) itu mengungkap bagaimana korban sempat berlumuran darah setelah ditusuk oleh para pelaku.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, saat beberapa warung di seberang Waduk Pluit masih buka.
Hendro yang berada sekira 20 meter dari lokasi kejadian awalnya mendengar teriakan histeris seorang wanita.
"Saya kan 20 meter dari lokasi. Kurang lebih jam 3 lewat dikit ada perempuan teriak-teriak histeris lah, itu itu, mau pingsan," kata Hendro di lokasi, Senin (17/1/2022).
Mendengar teriakan tersebut, Hendro langsung mendatangi sumber suara yang ternyata berasal dari warung milik pasangan suami istri Soleh-Santi.
Hendro melihat seorang laki-laki berlumuran darah berjalan menjauhi warung.
Korban tersebut kemudian dibawa oleh dua orang temannya ke rumah sakit.
"Namanya warung kita kan mendekat pengin tahu apa sih itu."
"Saya lihat laki-laki korban itu megangin dadanya dan darahnya itu masih mengucur."
"Di pinggir jalan masih berdiri, habis itu dia dibawa temennya," kata Hendro.
Hendro menambahkan, sebelum dirinya melihat korban yang sudah terluka, ada empat orang pelaku yang mendatangi warung tersebut bermaksud mencari seseorang.
Namun, Hendro tak tahu pasti siapa orang dicari para pelaku penganiayaan tersebut.
"Kalau saya lihat dari video ada empat orang. Korban ada tiga, termasuk pemilik warung temen kita juga kan," kata Hendro.
Baca juga: Ini Tampang 4 Pelaku Pengeroyokan yang Tewaskan Anggota Raider Kostrad di Waduk Pluit
"Tahunya kan mereka (pelaku) datang nyari-nyari orang, nggak tahu yang dicari siapa. Kalau wajahnya sih nggak pernah lihat. Pelaku tanpa penutup wajah," sambungnya.
Akibat peristiwa tersebut, Pratu Sahdi meninggal dunia.
Sedangkan salah seorang rekannya SM dalam kondisi kritis dirawat di Rumah Sakit Atma Jaya, Penjaringan. (*)