TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Soedeson Tandra, mengusulkan pembentukan panitia kerja (Panja) untuk mengusut kematian mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Aulia Risma Lestari.
Hal ini disampaikan Tandra dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Komisi III DPR bersama ibunda Aulia, Nuzmatun Malinah di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2024).
Tandra mengibaratkan kasus kematian Aulia seperti fenomena gunung es. Sebab, sistem pendidikan PPDS selama ini cenderung tertutup.
"Pendidikan kedokteran khususnya spesialis ini adalah pendidikan yang sangat tertutup dengan sistem yang sangat tertutup di bawah pengawasan yang juga tertutup," kata Tandra.
Aulia diduga meninggal setelah bunuh diri akibat perundungan dari senior-seniornya di kampus.
"Kalau kita melihat almarhumah dianggap kurang berdaya, dianiaya, dan diperlakukan sangat tidak manusiawi," ujar Tandra.
Baca juga: Cerita Ibunda Almarhum Aulia Risma, Nuzmatun: Kaprodi Sebut Jam Kerja Korban adalah Latihan Mental
Tandra menganggap, pembentukan Panja untuk mengusut kasus ini sangat penting agar terang benderang.
"Oleh karena itu pimpinan, kalau boleh kita membentuk yang namanya Panja. Karena kalau kita menyelesaikan persoalan ini secara parsial, maka kemungkinan akan timbul lagi kasus-kasus yang lain, khususnya di bidang kedokteran. Mereka sangat tertutup," tegasnya.
Dia menegaskan, kematian Aulia harus menjadi perhatian Komisi III DPR agar kejadian serupa tidak terulang.
"Oleh karena itu pimpinan, kita harus menyelesaikan masalah ini secara tuntas. Sehingga ini tidak akan terjadi pada pihak-pihak yang lain," imbuh Tandra.