Mereka mengenakan kalung bertuliskan 'TUYUL GARONG DUIT RAKYAT FORMULA E'.
Menurutnya hal ini sebagai simbol agar penyidik KPK segera menangkap terduga koruptor ajang balap mobil listrik.
Firli Bahuri Diminta Tunjukkan Taringnya
Lebih jauh, Ali menjelaskan kehadiran pawang anggaran dalam Formula E yang dibutuhkan untuk menemukan keanehan anggaran, yang terus berlanjut sepanjang perencanaan Formula E.
Dikatakannya, ketika DPRD DKI menolak membiayai lagi Formula E, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tadinya minta Rp 2,3 triliun untuk commitment fee 5 tahun, tiba-tiba menurunkan jadi Rp 560 miliar.
Hal itu sama dengan jumlah yang diakui sudah ditransfer untuk commitment fee.
Saat Sirkuit Formula E akan dibangun, lanjutnya, keanehan kembali muncul.
Tiba-tiba Jakpro mengaku sudah melaksanakan tender untuk pembangunan sirkuit.
Seketika muncul nama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama sebagai pemenang tender.
Padahal di web e-procurement Jakpro hanya disebutkan terjadinya gagal tender.
Baca juga: Ketua DPRD DKI Sudah Diperiksa 2 Kali Soal Dugaan Korupsi Formula E, Gubernur Anies Kapan ?
Baca juga: Parade MotoGP Sukses Sihir Warga Jakarta, Ajang Formula E Bakal Ada Parade Kendaraan Listrik ?
Keanehan terakhir, masih kata mereka, terjadi saat pelaksanaan pembangunan sirkuit.
Biaya yang sebelumnya hanya Rp 50 miliar untuk pembuatan lintasan sirkuit, tiba-tiba dinaikkan jadi Rp 60 miliar.
Padahal kontraktor sudah menghemat biaya dengan mengganti bahan lapisan bawah lintasan dari besi menjadi bambu.
"Kejanggalan ini sangat nampak sekali, harusnya KPK mudah sekali melacaknya. Kami menantikan action KPK agar publik puas dengan kinerja KPK dalam memberantas tindak pidana korupsi," pungkasnya.