Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan strategi pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah sudah berada di jalurnya.
Menurutnya, hal ini bisa dilihat dan dirasakan para pelaku bisnis dan masyarakat.
Pernyataan Airlangga diamini oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Tangerang, Wawan Setiawan. Ia menyebut masyarakat Kota Tangerang mulai merasakan bagaimana keadaan ekonomi di tengah pandemi yang membaik.
Hal ini terlihat dari data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal tahun 2022, di mana angka Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Tangerang yang semula di posisi minus 6,92 persen pada tahun 2020, kini tumbuh positif di angka 3,70 persen pada tahun 2021.
"Ini indikator berhasilnya program pemulihan ekonomi yang digagas oleh Airlangga Hartanto di Kota Tangerang. Angka ini dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal tahun 2022," kata Wawan dalam keterangannya, Minggu (27/3/2022).
Baca juga: Tumbuh 5,9 Persen, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp5.741 Triliun di Februari 2022
Wawan menyebut akselerasi pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang bergerak positif ditopang oleh bangkitnya industri UMKM dan sektor ritel.
Sekitar 5.425 pelaku UMKM yang mendaftar dan mengajukan bantuan program Tangerang Bisa, telah menjadi pionir bangkitnya ekonomi Kota Tangerang.
Baca juga: BPS: Ekspor Pertanian Januari Februari 2022 Tumbuh 11,45 Persen
Menurut politikus Partai Golkar ini, upaya yang diambil Airlangga telah mengoptimalisasi potensi dan produktivitas UMKM menuju digitalisasi secara cepat.
"Kami DPRD bersama pemerintah daerah dan Forkopimda Kota Tangerang akan mendorong migrasi UMKM ke era digitalisasi agar soko guru ekonomi bangsa dan negara ini dapat terus eksis di situasi dan kondisi apapun," ungkap Wawan.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Februari 2022 Jadi 108,83, Naik 0,15 Persen
Selain itu Wawan juga berharap kondisi pemulihan ekonomi bisa diikuti dengan perbaikan-perbaikan pola pendistribusian, seperti pada minyak goreng.
Pasalnya kata dia, semakin pendek rantai distribusi minyak goreng, seharusnya bisa kian menstabilkan harga sampai ke konsumen.
"Melakukan verifikasi, pendataan menyeluruh dan juga memangkas mata rantai distribusi perlu dilakukan untuk mengatasi kelangkaan dan tingginya harga komoditas tersebut," pungkas Wawan.