TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menginginkan Pelatihan Pencegahan Faham Radikalisme tahun 2022 memberikan dampak dan kemanfaatan ditengah masyarakat.
Menpora Amali juga berpesan pentingnya penguatan ideologi bangsa kepada para pemuda peserta khususnya dan pemuda Indonesia pada umumnya.
"Selalu saya sampaikan bahwa setiap program-program harus jelas output, outcome dan kemanfaatannya untuk masyarakat. Jadi kita tidak hanya mengulang-ulang program yang sudah-sudah," tegas Menpora Amali saat membuka acara Pelatihan Pencegahan Faham Radikalisme tahun 2022 secara daring dari Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (29/3).
"Penguatan ideologi juga tidak kalah pentingnya. Bahwa, kita sudah punya satu pandangan yang sudah menjadi kesepakatan dari seluruh elemen bangsa ketika bangsa ini didirikan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI," tambah Menpora Amali.
Menurutnya, pelatihan faham radikalisme seperti ini penting dan juga bisa membantu pihak-pihak tertentu dalam menangani faham menyimpang ini.
"Menurut saya ini penting tidak sekedar diskusi dan seminar biasa atau forum kajian biasa. Ini memiliki tujuan untuk membantu pihak-pihak tertentu yang terkait dengan penanganan faham radikalisme," tuturnya.
"Sehingga, tidak semakin hari semakin membesar dan menyebar faham radikalisme ini, tetapi kita persempit perkecil seminimal mungkin dengan upaya memonitoring terhadap para peserta ini, untuk dipantau seberapa mereka melakukan apa yang sudah dilatihkan tentang pencegahan ini," urainya.
Menpora Amali juga berpesan agar para peserta tidak diberikan materi-metari yang terlalu berat dan memberatkan, yang terpenting adalah hal-hal yang mendasar sebagai pegangan para pemuda agar nantinya bisa berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait jika menemukan hal-hal dan faham-faham yang menyimpang.
"Sehingga hal-hal mendasar juga harus diberikan kepada peserta misalnya, mengenali lingkungan seperti apa yang mulai bergerak kearah faham radikalisme ini. Kemudian, setelah mengenali mereka tahu apa yang harus dilakukan. Selanjutnya dengan ukuran-ukuran tertentu yang bisa menjadi pegangannya dan bisa berkonsultasi," jelas Menpora Amali.
"Dengan demikian apapun yang dikerjakan walaupun skalanya kecil, sumber daya terbatas, anggaran kecil dan sebagainya tetapi bisa efektif membantu untuk mengurangi faham radikalisme ini," tambahnya.
Menpora Amali juga mengingatkan pentingnya manfaat dari pelatihan ini karena akan memberikan dampak signifikan bahkan hingga menyelamatkan nama bangsa Indonesia di kancah dunia.
"Sebab, jika kita mendiamkan tidak bergerak faham-faham ini akan semakin menjalar dengan masif, maka akibatnya kita sendiri yang akan merasakan. Misalnya, pada saat Bom Bali 1, Bom Bali 2, dampaknya dirasakan secara nasional bagaimana mata dunia melihat Indonesia tidak aman dan citra buruk bagi negara kita," urainya mengingatkan.
"Gunakan kesempatan ini untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan informasi dari para narasumber dan terima kasih kepada Kadispora Andi Arwin Azis atas supportnya kepada kegiatan Kemenpora di Sulsel dan teman-teman pemprov Sulsel lainnya," pungkas Menpora Amali.