TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang anak laki-laki berinisial A (8) dibakar kakinya oleh teman-temannya sendiri di wilayah RW 010 Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (28/3/2022).
Peristiwa itu sempat terekam kamera CCTV di sekitar lokasi.
Kakak sepupu korban, Giri Audita (23) mengatakan A mengalami luka bakar di bagian kaki kiri karena disiram cairan hand sanitizer lalu disulut api oleh tiga orang anak pada Senin (28/3/2022).
"Kejadiannya itu sekira pukul 18.29 WIB. Korbannya ini kelas 3 SD, sementara pelakunya ini SMP," kata Giri di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: Cabuli 2 Bocah SD di Mushola Iming-iming Uang Rp 10 Ribu, Pria di Jonggol Meringkuk Dalam Tahanan
Baca juga: KPAI Ungkap Penyebab Anak-anak Mudah Berperilaku Intoleran hingga Terpengaruh Paham Radikal
Baca juga: Kondisinya Mengkhawatirkan, Begini Nasib Anak-anak di Sumbar yang Diduga Direkrut Teroris NII
Kini korban berubah jadi pendiam dan tak berani keluar rumah.
Sementara kondisi lukanya, sudah cukup membaik.
Kakinya Dibakar Teman Sendiri, Bocah 8 Tahun di Pasar Rebo Alami Trauma
Seorang bocah laki-laki berinisial A (8) dibakar kakinya oleh teman-temannya sendiri di wilayah RW 010 Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (28/3/2022).
Peristiwa itu sempat terekam kamera CCTV di sekitar lokasi.
Alhasil A kini menjadi trauma dan pendiam.
"Lebih ke trauma. Kalau sakitnya Alhamdulillah sudah agak kempes (luka), cuma ya masih luka bakar gitu," ungkap Giri.
Baca juga: Polemik Anggaran Baju Dinas DPRD DKI Capai Rp 1,7 Miliar, Wagub hingga Anggota Dewan Bersuara
Baca juga: Mohamad Taufik Bantah Hengkang dari Gerindra ke Nasdem, Tegaskan Masih Jadi Pimpinan DPRD DKI
Bahkan korban sempat menangis saat bertatap muka dengan para pelaku ketika proses mediasi kasus itu secara kekeluargaan di rumah ketua RT setempat pada Selasa (29/3/2022)
"Sekarang selalu di rumah, nggak berani ke keluar, yang biasanya setiap hari siang atau sore dia keluyuran bermain ini nggak," ujarnya
Kakinya Dibakar oleh Teman Sendiri, Bocah Delapan Tahun di Pasar Rebo Jadi Pendiam
Tak hanya trauma, kini A juga jadi pendiam.
Menurut penuturan kakak sepupunya, bahkan A tak berani keluar rumah.
"Sekarang selalu di rumah, nggak berani ke keluar, yang biasanya setiap hari siang atau sore dia keluyuran bermain. Ini nggak," tutur Giri.
Pemkot Jakarta Timur Beri Pendampingan Psikologis Bocah 8 Tahun Korban Pembakaran Temannya
Pemkot Jakarta Timur akan memberikan penanganan medis kepada bocah laki-laki berinisial A (8), warga Kecamatan Pasar Rebo yang dibakar tiga temannya pada Senin (28/3/2022).
Camat Pasar Rebo Mujiono mengatakan pihaknya akan memberikan penanganan medis atas luka bakar yang diderita A dan pendampingan psikologis untuk memulihkan trauma.
"Ada psikolog siaga di Puskesmas Kecamatan dan Sudin PPAPP (Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk)," kata Mujiono saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: Tawuran Berdarah Makan Korban di Teluk Naga, Depok dan Kota Bambu Utara
Baca juga: Sudah 7 Tahun Banyak Misteri dan Kejanggalan, Bagaimana Nasib Akseyna ?
Pendampingan psikologis ini perlu karena A mengalami trauma akibat kaki kirinya dibakar tiga temannya berinisial D, AS, dan R yang masih tercatat sebagai warga Kecamatan Pasar Rebo.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga A, korban yang tercatat pelajar kelas 3 SD tersebut kini takut untuk keluar rumah karena khawatir bakal berpapasan dengan tiga pelaku.
"Kita segera koordinasi untuk trauma healingnya dengan Puskesmas dan Sudin PPAPP. Untuk pendampingan medis dan trauma healing kepada gratis. Psikolog sudah digaji Pemda DKI Jakarta," ujarnya.
Kakak sepupu A, Giri Audita (23) menuturkan untuk sekarang pihaknya belum melaporkan kasus ke Polres Metro Jakarta Timur karena pertimbangan pelaku masih tetangga.
Ketiga pelaku sendiri secara hukum masih berstatus anak karena merupakan pelajar SMP sehingga membuka peluang kasus diselesaikan secara kekeluargaan lewat musyawarah.
Dengan syarat pihak keluarga pelaku harus menanggung biaya pengobatan dan pemulihan trauma A hingga sembuh yang dinyatakan secara tertulis lewat perjanjian di atas materai.
"Pengobatan harus sampai selesai, itu pertama. Kedua, kita mau mengajak korban ini untuk ke psikolog karena takut dia itu trauma sekali ketika melihat pelaku lewat depan rumah," tutur Giri.
Kronologi
Kakak sepupu korban, Giri Audita (23) mengatakan kejadian bermula saat A sedang membeli martabak mini dekat rumahnya dihampiri tiga pelaku berinisial D, AS, dan R yang masih tinggal dalam satu RW namun berbeda RT.
Kala itu, A dan ketiga pelaku saling dorong sampai akhirnya korban membalas dengan cara melempar serpihan kaca hingga mengenai bagian tangan satu pelaku luka gores.
"Si korban ini melempar serpihan beling kecil gitu kena ditangan nih, kecil. Saya lihat emang kecil lukanya. Antara korban dengan pelaku ini kenal karena sering main bola bareng," ujarnya.
Tidak terima dilempar serpihan kaca, tiga pelaku lalu mengejar korban yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah seorang diri melewati jalan lingkungan permukiman warga.
Giri menuturkan berdasar rekaman CCTV menyorot kejadian dua pelaku memegangi A agar tidak kabur, sementara satu pelaku menyiram hand sanitizer kemudian menyulut dengan korek api.
Dalam rekaman CCTV tersebut A sempat melawan, namun karena kalah tenaga dengan dua pelaku yang secara fisik lebih besar korban tidak mampu melawan saat api disulut.
Merujuk rekaman CCTV, A tampak meronta kesakitan saat kaki kirinya terbakar sampai menyeretkan tubuh di aspal hingga api padam dengan sendirinya dan meninggalkan bekas luka.
Sementara pelaku yang diduga sudah merencanakan aksi dengan menyiapkan hand sanitizer bergegas melarikan diri meninggalkan A merintih kesakitan ketika melihat api membesar.
"Saat pulang ke rumah ditangkap di jalan depan situ (dekat rumah), ditangkap langsung dipegangin seperti yang ada di video. langsung di bakar gitu pakai hand sanitizer," lanjut Giri.
Masih berdasar rekaman CCTV menyorot kejadian, setelah api padam A sempat menangis menahan sakit sambil terduduk di jalan lingkungan hingga akhirnya ditolong warga sekitar.
Atas kasus penganiayaan ini pihak keluarga A dan ketiga pelaku sudah melakukan pertemuan di rumah ketua RT setempat untuk menyelesaikan kasus secara kekeluargaan.
"Semalam kita sudah mediasi semua keluarga. Cuman harus ada (perjanjian), ini kan memang belum ada deal nih. untuk tanda tangan (tanggung jawab) juga belum ada," sambung Giri. (tribun network/thf/Wartakotalive.com/TribunJakarta.com)