Lantas, siapa sebenarnya sosok Mualim Teko yang namanya dijadikan nama jalan di PIK?
Budayawan Betawi Ridwan Saidi, saat dihubungi, mengungkapkan bahwa Mualim Teko ialah seorang ulama tersohor dari abad ke-10.
Pemilihan nama Mualim Teko pada ruas jalan tersebut karena memang yang bersangkutan pernah tinggal di sekitar Kapuk Muara.
"Mualim Teko tinggalnya di Gang Teko, Kapuk Muara. Dijiuluki 'Teko', bagaikan sumber air yang mengalir terus," kata Babeh Saidi kepada TribunJakarta.com.
Sejarah soal Mualim Teko telah ditelusuri Babeh Saidi dari ensiklopedia Persia.
Dari dokumen tersebut, terungkap bahwa Mualim Teko wafat pada sekitar tahun 983 masehi.
Nama aslinya Abu Nasr bin Ibrahim, namun masyarakat di Kapuk Muara kala itu memanggilnya Mualim Teko.
"Kok bisa ensiklopedia Persia? Karena orang Persia itu kalo merantau ada yang menjadi penduduk, ada yang kembali," kata Saidi.
"Itu (yang menulis) termasuk mereka yang bertemu langsung dengan Mualim Teko pada zaman itu," jelasnya lagi.
Baca juga: Nama Jalan di DKI Berubah, Polisi Minta Warga Sesuaikan dengan Alamat di STNK dan BPKB
Cetak biru kehidupan Mualim Teko di Batavia juga sempat ditemukan negarawan Hindia Belanda Thomas Raffles di kawasan Salemba dalam bentuk dua kitab.
Meski tak menyebutkan tahun penemuannya, Babeh Saidi mengatakan dua kitab yang ditemukan Raffles berisi tulisan-tulisan penting Mualim Teko terkait ajaran Islam.
"Kitab pertama itu judulnya 'Baca-bacaan', isinya itu doa-doa dalam Bahasa Betawi," ungkap Saidi.
"Yang kedua 'Masail', isinya tulisan soal masalah-masalah. Soal sembayang, soal nikah, talak, rujuk, dan soal menyelenggarakan jenazah. Itu hal-hal yang perlu diketahui zaman itu," sambungnya lagi.
Baca juga: PDIP Minta Nasdem Beri Penjelasan terkait Kebijakan Anies Mengubah 22 Nama Jalan di Jakarta
Saidi menambahkan, Mualim Teko termasuk salah satu ulama tertua yang sempat hidup di Jakarta.