Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan masih terdapat masyarakat yang menyebarkan hoaks.
Sebanyak 11,9 persen responden mengakui telah menyebarkan hoaks pada 2021. Persentase tersebut naik 11,2 % dari tahun 2020.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan tingginya penggunaan internet turut mendorong peningkatan konten hoaks.
"Masifnya penggunaan internet di Indonesia harus kita akui membawa serta berbagai risiko, seperti penipuan online, hoaks, cyberbullying, dan konten-konten negatif lainnya," ujar Semuel melalui keterangan tertulis, Selasa (19/7/2022).
Menurut Semuel, literasi sangat penting dalam pemanfaatan teknologi digital.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran konten-konten hoaks di internet.
"Peningkatan penggunaan teknologi ini turut diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna," kata Semuel.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia pada tahun 2021, saat ini Indonesia masih menduduki kategori sedang dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00.
Kemenkominfo menggelar Kelas Kebal Hoaks untuk mengedukasi masyarakat tentang definisi hoaks.
Serta kategorisasi serta perangkat sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan verifikasi fakta terhadap sebuah informasi.
Pelatihan Kelas Kebal Hoaks digelar secara luring di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kelas Kebal Hoaks dilakukan secara interaktif disertai praktik menggunakan perangkat verifikasi fakta yang diikuti dengan antusias oleh para peserta.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyelesaikan soal cek fakta dengan dipandu oleh pendamping dari MAFINDO.