News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BBM Bersubsidi

Pagar Kawat Pengaman Diterobos Massa Aksi, Polisi Perketat Keamanan Demo Tolak Kenaikan BBM

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa aksi demo dari BEM Nusantara mulai merusak pagar kawat pengaman kepolisian, di kawasan Patung Kuda, Kamis (1/9/2022). Perlahan-lahan kawat penghalang yang mulanya berdiri kokoh mulai diinjak oleh massa aksi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa aksi demo dari BEM Nusantara mulai merusak pagar kawat pengaman kepolisian, di kawasan Patung Kuda, Kamis (1/9/2022).

Perlahan-lahan kawat penghalang yang mulanya berdiri kokoh mulai rusak diinjak oleh massa aksi.

Tampak juga di pagar pembatas api mulai berkobar dari poster dan spanduk tuntutan yang dibakar oleh massa aksi.

Akibat aksi ini pihak kepolisian mulai mengetatkan barisan pertahanan. Tampak di belakangnya barrier besar mulai disusun untuk antisipasi.

Massa aksi diarahkan langsung oleh koordinator aksi dari atas komando.

"Kalau saya bilang maju, terus maju, jangan mundur," teriak suara dari atas mobil komando.

Saat pagar kawat sudah tak mampu berdiri lagi, massa aksi mulai menerobos masuk dan langsung dihadang oleh pihak kepolisian. 

Baca juga: BEM Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Patung Kuda, Polisi Tutup Ruas Jalan Medan Merdeka Barat

Jarak antar massa aksi dan pihak kepolisian semakin dekat akibat tak adanya batas pengaman.

Namun lebih lanjut aksi tidak sampai menghasilkan kericuhan.

Koordinator aksi juga tak lupa untuk mengingatkan massa aksi untuk tidak menciptakan keriuhan.

"Ingat, musuh kita bukan polisi," ujar koordinator aksi. 

Aksi ini merupakan bentuk pernyataan sikap BEM Nusantara atas rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Pasal-pasal kontroversiskal RKUHP. 

Aksi mulai berlangsung sekira pukul 13.00 WIB dan akibat aksi ini jalan Merdeka Barat pun ditutup. 

Dalam aksi hari ini berdasarkan keterangan Koordinator Pusat BEM Nusantara A Faruuq, pihaknya membawa delapan tuntutan. 

Adapun beberapa di antaranya menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi karena akan berefek domino terhadap ekonomi masyarakat terutama kelas menengah kebawah dan menuntut Presiden RI untuk mengumumkan bahwa BBM subsidi tidak terjadi kenaikan.

"Kemudian menuntut pemerintah dan PR RI untuk membahas kembali pasal-pasal bermasalah yang dinilai tidak pro terhadap demokrasi dan kepentingan rakyat dalam RKUHP," tegas A Faaruq.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini