TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan Pemprov bakal mereview kejadian musibah ambruknya bangunan MTs Negeri 19 Jakarta yang terjadi pada Kamis (6/10/2022) kemarin.
Peninjauan atau ulasan tersebut dilakukan sebagai bahan pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Hal ini disampaikan Anies usai bertakziah ke kediaman Dendis Al Latif, salah satu korban meninggal dunia peristiwa tersebut, Jumat (7/10/2022).
"Dan juga saya ingin sampaikan pada semua bahwa ini menjadi bahan pembelajaran bagi kami untuk mereview kembali proses dari peristiwa ini bisa terjadi. Mengapa ini perlu dilakukan? Agar kita bisa mencegah potensi kejadian berulang," kata Anies dalam keterangannya.
Lebih lanjut Anies menyampaikan Pemprov DKI akan memfasilitasi kebutuhan MTsN 19 Jakarta dengan menyediakan tempat belajar mengajar sementara. Mengingat bangunan sekolah MTsN 19 saat ini alami kerusakan.
"Bangunannya tentu sementara belum bisa digunakan. Kemenag lewat Kanwil yang membawahi MTs Negeri kami dari Pemprov DKI sampaikan bahwa siap fasilitasi apabila diperlukan tempat sementara untuk proses belajar-mengajarnya. Apa yang kita bisa dukung dari sisi Pemprov untuk membangun kembali," ujarnya.
Seperti diketahui, tiga siswa meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka setelah tertimpa tembok pembatas bangunan di belakang panggung terbuka MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Bangunan MTS 19 Pondok Labu Roboh Diduga akibat Banjir, 3 Orang Meninggal
Hasil kaji cepat sementara oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, peristiwa robohnya tembok itu diduga karena kehilangan kemampuan menahan volume genangan air dari luar sekolah yang terus naik oleh hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak pukul 14.00 WIB.
Sementara itu, faktor lain yang diduga menjadi penyebab terjadinya genangan di lokasi kejadian adalah karena buruknya sistem drainase sehingga menyebabkan air gorong-gorong meluap.
Di samping itu, posisi sekolah juga berada di dataran rendah yang di sekitarnya terdapat saluran penghubung (PHB) Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai.