Ia dan teman-temannya pun juga diminta ke lantai dua gedung sekolah karena kondisi arus air yang deras.
"Awalnya disuruh naik keatas karena arusnya deras. Sehabis diatas, lalu kita disuruh turun pas air udah gak deras. Tapi air udah tinggi sedada," kata Ayla sambil menandakan tinggi permukaan air.
Peristiwa tembok roboh di sekolahnya itu diakui Ayla baru pertama kali terjadi. Terlebih peristiwa itu sampai merenggut nyawa ketiga temannya.
Kini, pasca kejadian itu aktivitas sekolah pun ditiadakan untuk sementara. Seluruh siswa diminta untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Hari ini belajar online. Pelajaran PJJ nya tentang trauma healing sama guru BK (Bimbingan Konseling) dan wali kelas," ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Tribunnews.com di lokasi, kondisi kelas kelas terlihat masih sangat berantakan.
Lantai-lantai di kelas pun terlihat masih banyak bekas tanah imbas banjir yang merendam.
Terlihat sejumlah petugas kebersihan bersama staf dari MTsN 19 Jakarta bahu membahu membersihkan ruang kelas dan area di sekitarnya.