News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat

Dokter Forensik Tanggapi Temuan Jenazah di Kalideres, Ungkap Tanda Orang Meninggal karena Kelaparan

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu keluarga yang terdiri dari empat orang ditemukan tewas di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022). | Dokter Forensik, Ade Firmansyah mengungkapkan tanda-tanda meninggalnya seseorang karena kelaparan, di antaranya ada kondisi organ dalam yang mengecil.

TRIBUNNEWS.COM - Publik kini tengah digegerkan dengan adanya temuan empat jenazah yang merupakan satu keluarga di Citra Garden Satu Extention Blok AC 5 No 7, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore.

Mereka adalah pasangan suani istri, anak, dan ipar dengan inisial masing-masing, suami RG (71), istri RM (66), anak DF (42), dan ipar BG (68).

Ada dugaan mereka meninggal karena kelaparan, mengingat tidak adanya luka akibat penganiayaan pada jasad korban.

Selain itu pada hasil autopsi tidak ditemukan adanya sisa makanan dalam lambung atau organ dalam korban.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, Ade Firmansyah Sugiharto menyebut jika kondisi lambung kosong ini berarti tidak ada makanan yang masuk terakhir ke tubuh sudah tercerna.

Karena biasanya lambung akan kosong setelah mencerna makanan dalam waktu empat jam terakhir setelah makan.

Baca juga: Misteri Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Spekulasi Kelaparan hingga Fakta Kondisi Dalam Rumah

Sehingga jika kondisi lambung kosong pada jenazah korban, maka dia sudah tidak makan selama empat jam sebelum kematiannya.

"Kalau lambung tidak berisi makanan itu artinya makanan yang masuk terakhir sudah tercerna dan biasanya lambung akan kosong setelah 4 jam makan terakhir."

"Jadi kalau lambungnya kosong, itu berarti dia sudah tidak makan 4 jam sebelum kematian," kata Ade dalam tayangan 'Sapa Indonesia Malam' Kompas TV, Sabtu (12/11/2022).

Ade pun mengungkapkan untuk memastikan kematian seseorang akibat kelaparan, maka harus dilihat pada temuan-temuan autopsi.

Biasanya ada tanda-tanda tertentu yang bisa dilihat melalui hasil autopsi pada orang yang meninggal karena kelaparan.

Baca juga: Kata Dokter Forensik soal Kondisi Otot Mengecil pada Jenazah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres

Tanda pertama bisa dilihat dulu pada indeks massa tubuhnya dari luar, yakni dengan menghitung berat badan dibagi dengan tinggi badan dalam meter, dikuadratkan.

Jika hasil indeks massa tubuhnya dibawah 18,5, maka jenazah tersebut sudah mengalami malnutrisi, kondisi medis pada seseorang yang disebabkan oleh asupan gizi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.

"Kita lihat lagi temuan-temuan autopsi lainnya. Yang pertama tentunya kita lihat dulu indeks massa tubuhnya dari luar. Berat badan dibagi dengan tinggi badan dalam meter, dikuadratkan."

"Maka kalau misalnya kita lihat indeks massa tubuhnya dibawah 18,5 artinya sudah terjadi malnutrisi," terang Ade.

Baca juga: 7 Pengakuan Kerabat soal Sekeluarga Tewas di Kalideres: Korban akan Dikremasi, Kondisi Ekonomi Cukup

Kemudian tanda lainnya bisa dilihat dari kondisi kulit jenazah ketika dicubit, apakah lambat atau tidak.

"Selanjutnya kita lihat lagi dari kulitnya itu sendiri. Kalau kulitnya itu dicubit lambat, ini ada suatu kondisi dehidrasi," imbuhnya.

Lebih lanjut Ade menyebut jika orang meninggal karena kelaparan maka bisa dilihat dalam organ dalamnya yang biasanya banyak terjadi kelainan.

Seperti organ jantung, ginjal, hati yang menjadi kecil ukurannya.

Baca juga: Sekeluarga Tewas di Kalideres Bukan Kelaparan, Otot Mengecil, Tak Ada Sisa Makanan di Lambung

Lalu pada lambung, usus halus, dan usus besar koran terjadi ulkus atau bintik-bintik berdarah.

"Disini autopsi memegang peranan penting untuk melihat bagian dalam. Kalau orang memang kelaparan maka sebetulnya kita akan lihat banyak kelainan-kelainan di organ."

"Organnya menjadi kecil, seperti jantung, ginjal, hati, itu menjadi lebih kecil, beratnya juga menjadi ringan. Lalu lambung dan usus halus, usus besar itu bisa terjadi ulkus atau bintik-bintik berdarah misal."

"Jadi itu semua baru kita bisa mengatakan memang betul pada suatu kondisi kelaparan," jelas Ade.

Baca juga: Ucapan Selamat Ulang Tahun 5 Tahun Lalu Jadi Komunikasi Terakhir Kerabat Keluarga Tewas di Kalideres

Hasil Autopsi Jasad Satu Keluarga di Kalideres

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, satu keluarga yang beranggotakan empat orang ditemukan tewas di Citra Garden Satu Extention Blok AC 5 No 7, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore.

Adapun empat orang yang ditemukan tewas itu terdiri dari pasangan suami istri, anak, dan ipar

Sementara identitas keempatnya masing-masing suami RG (71), istri RM (66), anak DF (42), dan ipar BG (68).

Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya luka akibat penganiayaan pada empat jasad korban.

Demikian disampaikan oleh Kanit Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat, AKP Avrilendy, Kamis (10/4/2022).

Baca juga: Polisi Olah TKP Lanjutan di Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Disemprot Disinfektan

"Kalau sementara sih tidak ada tanda-tanda kekerasan, luka nggak ada," ujarnya.

Sementara itu menurut Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar, dari hasil autopsi tidak ditemukan adanya sisa makanan pada organ dalam keempat korban.

"Kalau di lambungnya tidak ditemukan sisa makanan, artinya mungkin dia tidak makan dalam dua hari atau beberapa hari gitu," kata Syafri.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce, Jumat.

Pasma menyebut kondisi keempat korban diketahui tampak mengering diduga karena korban mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.

Baca juga: Kerabat Sebut Keluarga yang Tewas di Kalideres Tak Pernah Gabung Acara Sejak 20 Tahun Lalu

"Otot-ototnya sudah mengecil, artinya ada kekurangan cairan, dehidrasi. Sehingga tubuh mayat ini menjadi kering, jadi mumifikasi," ujarnya.

Dari hasil autopsi juga diketahui bahwa keempat korban meninggal sejak 3 pekan lalu dengan waktu kematian berbeda.

"Berdasarkan keterangan forensik bahwa kematian ini dari 3 minggu yang lalu. Jasad bapak, ibu, dan iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya. Sehingga waktu pembusukan jasad masing-masing berbeda," terangnya.

Kendati demikian, pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab kematian satu keluarga tersebut.

"Dokter RS Bhayangkara Polri akan memeriksa hati dan organ yang lainnya terkait kematian, sehingga bisa spesifik penyebab kematian keluarga ini," tambah Pasma.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Nanda Lusiana Saputri)

Baca berita lainnya terkait Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini