TRIBUNNEWS.COM - Satu keluarga di Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, yang ditemukan tewas pada Kamis (10/11/2022), ternyata meninggal dalam kurun waktu yang berbeda.
Tiga dari empat jenazah tersebut diberi kapur barus yang berbentuk bubuk.
Diduga, kapur barus itu digunakan sebagai formalin untuk memperlambat pembusukan.
"Kapur barus itu semacam formalin. Jadi tiga orang yang meninggal di dalam sudah dipenuhi kapur barus. Gak kecium baunya," ucap tetangga korban, Alvaro Roy, kepada TribunJakarta.com, Jumat (11/11/2022).
Sementara, satu jenazah lainnya ditemukan dalam kondisi membusuk.
Satu keluarga di Kalideres itu diperkirakan meninggal dalam waktu berbeda.
Baca juga: Kronologi Satu Keluarga di Kalideres Ditemukan Tewas, Ketua RT Intip Jendela Rumah: Ada Mayat
Tiga jenazah yang sudah diberi kapur barus diduga meninggal sekitar tiga minggu lalu.
Sementara, satu jenazah yang ditemukan membusuk, meninggal sekitar seminggu lalu.
"Malah yang kecium baunya satu jenazah yang baru seminggu meninggal," sambung Alvaro Roy.
Dikutip dari TribunJakarta.com, satu keluarga yang ditemukan tewas terdiri dari pasangan suami istri, RG (71) dan RM (68); lalu anak dari pasutri, DF (42); serta BG (68), adik ipar dari RG dan RM.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce, mengungkapkan warga sekitar sempat mengira satu keluarga itu sudah pindah dari rumah.
Lantaran, mereka sempat terlihat mengemasi barang-barang.
"Dari keterangan Pak RT, sebelumnya keluarga ini sudah mengepak barang dan berencana pindah," ujar Pasma saat ditemui di kantornya, Jumat.
Namun, ternyata mereka ditemukan tewas setelah ada laporan dari warga tentang bau bangkai.
Ketua RT setempat, Asiung, sempat mendapat laporan dari warganya soal bau bangkai yang menyengat, Senin (7/11/2022).
Baca juga: Otot-ototnya Mengecil, Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Diduga Sudah Lama Tak Makan dan Minum
Bau bangkai tersebut semakin tercium pada Rabu (9/11/2022).
Saat itu, petugas PLN datang untuk memutus aliran listrik di rumah korban.
Kendati demikian, Asiung baru melakukan pengecekan pada Kamis, setelah meminta pendampingan.
Penyebab Kematian
Berdasarkan hasil autopsi, diduga satu keluarga di Kalideres meninggal karena kelaparan.
Tim dokter forensik di RS Polri Kramat Jati tak menemukan sisa makanan pada jenazah satu keluarga tersebut.
"Kalau di lambungnya tidak ditemukan sisa makanan, artinya mungkin dia tidak makan dalam dua hari atau berapa hari gitu," ungkap Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (11/11/2022), dilansir TribunJakarta.com.
Kombes Pasma Royce juga menuturkan hal senada.
Selain lambung, otot-otot korban juga mengecil karena kelaparan dalam kurun waktu yang cukup lama.
"Bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama. Karena dari otot-ototnya mengecil," katanya kepada Wartawan pada Jumat, dilansir TribunJakarta.com.
Baca juga: Satu Keluarga yang Ditemukan Tewas di Kalideres Sempat Tunggak Bayar Listrik
Saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), tak ditemukan cadangan makanan di dalam rumah korban lantaran kulkas dalam keadaan kosong.
Diketahui, saat satu keluarga di Kalideres ditemukan tewas, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.
Kondisi rumah juga masih dalam keadaan rapi.
Menurut hasil olah TKP, tidak ditemukan adanya indikasi upaya pencurian.
"Kalau tadi malam saat kita di TKP untuk kondisi di dalam rumah korban cukup rapih semuanya tidan terlihat adanya bekas kekerasan ataupun apa (indikasi pencurian)," ungkap Syafri.
Dikenal Tertutup
Satu keluarga di Kalideres yang ditemukan tewas, dikenal tertutup oleh warga sekitar.
Satpam setempat, Darso, mengungkapkan rumah korban selalu tertutup rapat.
Bahkan, ia mengaku tidak tahu nama dan pekerjaan keluarga tersebut.
"Lihat saja pagarnya kan tinggi banget, jadi enggak kelihatan dari luar," jelas Darso, Jumat (11/11/2022), dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca juga: Hasil Autopsi Jasad Satu Keluarga di Kalideres: Lambung Kosong, Waktu Kematian Berbeda-beda
"Padahal kami patroli terus tiap hari, tapi enggak kenal orang tersebut, karena selalu tertutup," imbuhnya.
Tak hanya Darso, warga sekitar pun mengungkap hal yang sama.
Warga bernama Utomo (57) mengaku keluarga tersebut jarang berkumpul dengan tetangga.
"Jadi sosoknya itu abu-abu, kami enggak ada yang tahu karena tertutup, kurang bermasyarakat, kurang bergaul, enggak pernah menyapa atau menegur," ujarnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas/Elga Hikari Putra/Bima Putra/Siti Nawiroh)