News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat

Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Seorang Korbannya Sempat Terlihat Bungkus Kaki Pakai Kresek Hitam

Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah tempat satu keluarga ditemukan tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/11/2022). Tetangga korban sempat melihat ada seorang penghuninya bungkus sebelah kaki pakai kresek hitam.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tetangga mengungkap prilaku tak biasa RG sebelum ditemukan tewas bersama 3 anggota keluarganya di Perumahan Citra Grand I Ekstension Blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat.

Diketahui sebelumnya RG (71) dan istrinya RM (68), lalu anak mereka DF (42), dan ipar yakni BG (68) detemukan tewas di rumah mereka di Blok AC5/7, RT 7/15, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022).

Calvin (29), tetangga korban mengaku dirinya sempat melihat sebagian kaki RG (71) terbungkus plastik hitam.

Pertemuan Calvin dan RG terjadi sekitar dua bulan lalu di depan rumah korban.

"Saat itu saya tegur, kenapa kakinya dibungkus plastik. Tapi enggak dijawab sama dia," kata Calvin kepada wartawan rumahnya Perumahan Citra Grand I Ekstension Blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (13/11/2022).

Baca juga: Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Tetangga Mengaku Cium Bau Bangkai Sejak Maret

RG yang saat itu hendak masuk ke rumahnya, dilihat Calvin sudah dalam kondisi kaki terbungkus kresek hitam.

Meski begitu ia tak ingat betul kaki bagian mana yang terbungkus plastik dan alasan RG melakukan hal tersebut.

"Enggak dijawab (kaki terbungkus plastik). Nah itu yang dubungkus plastik satu kakinya saja. Terus nanya anaknya kemana kok lama enggak keliatan, sudah pindah gitu katanya," jelas Calvin.

Selain itu, Calvin pun sudah cukup lama tak melihat lengkap satu keluarga tersebut meski tempat tinggalnya berdampingan.

Dikatakannya, momen terakhir dirinya bertemu secara lengkap dengan keluarga tersebut sekitar 7 bulan lalu.

"Saya lihatanya satu keluarga itu sudah lumayan lama kurang lebih 7 bulanan," ucapnya.

Baca juga: Penemuan 4 Mayat Satu Keluarga di Kalideres Berawal dari Kecurigaan Petugas PLN Cium Bau Tak Sedap

Bahkan keluarga Calvin di rumah sempat mengira tetangganya itu sudah tidak tinggal di rumah tersebut.

Pasalnya sempat tersiar kabar bahwa rumah yang ditempat oempat orang anggota keluarga itu akan dijual.

"Jadi kami pikir sudah pindah orangnya, karena ada informasi seperti itu (rumah dijual)," pungkasnya.

Berdasarkan hasil autopsi, dipastikan tidak ditemukan bekas tindak kekerasan terhadap 4 mayat satu keluarga yang ditemukan di Kalideres tersebut.

Pantauan Tribunnews di lokasi Minggu (13/11/2022) 11.20 WIB di rumah itu terlihat sudah dipasangi garis polisi dan plastik agar udara dari dalam rumah tidak keluar. (Tribunnews.com/Rahmat)

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengungkap berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, 4 mayat tersebut ternyata tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama.

Hal tersebut yang mengakibatkan otot-otot pada keempat mayat mengecil.

Temuan tersebut, mengindikasikan, jika keempat jasad sebelumnya mengalami dehirasi dan kurang nutrisi.

"Hasil pemeriksaan secara motoris pada autopsi yang dilakukan RS Polri Kramat Jati, terhadap empat mayat tersebut tidak ditemukan tanda kekerasan," ujar Pama di Mapolres Metro Jakarta Barat, di Jalan Daan Mogot, Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022).

Baca juga: Bau Tak Sedap dari Rumah Ditemukannya Empat Jenazah Satu Keluarga di Kalideres Sudah Tak Tercium

"Bahwa dari lambung keempatnya, tidak ada makanan yang ditemukan. Jadi bisa diduga, dari pemeriksaan dokter laboratorium, mayat-mayat itu tidak ada makan dan minum cukup lama," lanjutnya.

Lebih lanjut, Pasma menyampaikan keempat mayat tersebut sudah berubah menjadi mumi.

Sementara itu, berdasarkan keterangan dokter forensik, Pasma menyampaikan jika kematian empat orang tersebut sudah sejak 3 minggu yang lalu.

"Dari bapak, ibu, anak, serta dari iparnya ini, meninnggal di waktu yang berbeda. Sehingga pembusukannya masing-masing berbeda," jelas Pasma.

"RS Polri Kramat Jati akan melakukan pendalaman untuk memeriksa hati dan organ-organ yang lainnya, sehingga bisa lebih spesifik terhadap penyebab kematian keempatnya," jelas Pasma.

Menurut Pasma dari keterangan warga dan ketua RT, diketahui keluarga ini sudah mengepak barang sekitar 3 minggu lalu.

"Karenanya warga dan Pak RT mengira mereka sudah pindah," ujarnya.

Terkait mobil milik keluarga ini yang hilang, kata Pasma, polisi masih melakukan penyelidikan.

Hal pasti kata Pasma saat ditemukan kondisi rumah dalam keadaan rapi.

"Kami akan cari kemungkinan adanya keluarga atau kerabat lainnya dari jejak percakapan Handphone para korban," kata Pasma.

Menurutnya dalam Kartu Keluarga diketahui hanya ada 4 nama korban ini dan tidak ada anggota keluarga lainnya.

Terkait dugaan adanya gas beracun sebagai penyebab matinya korban, Pasma, mengatakan bahwa dokter forensik tidak menemukan indikasi itu.

"Yang pasti di lambung ke 4 mayat tidak ada makanan. Yang artinya mereka tidak makan dan minum dalam waktu cukup lama, sebelum meninggal," katanya.

Keluarga mapan

Ketua RT07/15 Perumahan Citra Garden I Ekstension, Asiung mengungkap empat korban sebetulnya berasal dari keluarga mapan.

Hal itu terlihat dari sejumlah harta benda yang dimiliki keluarga tersebut mulai dari rumah hingga kendaraan roda dua dan roda empat.

"Saya katakan ini keluarga mapan, punya mobil punya motor dan bukan keluarga penerima bansos (bantuan sosial)," jelas Asiung kepada wartawan, Minggu (13/11/2022).

Selain itu, dikatakan Asiung terkait kepemilikan mobil dan motor itu tak hanya diketahui oleh dirinya saja, warga sekitar pun disebutnya juga mengetahui perihal harta yang dimiliki satu keluarga tersebut.

Sementara itu, Asiung juga kerap beberapa kali melihat KM (66) yang merupakan istri sekaligus korban tewas bersama DF (42) anaknya berbelanja keperluan dapur.

"Punya mobil dan motor yang kadang kadang sebelum kejadian suka ke pasar ibu dan anak ini," ucapnya.

Menunggak Bayar Listrik

Asiung pun mengaku sebelumnya ia sempat menegur seorang korban.

Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.

Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus.

Baca juga: Tak Ada Makanan di Rumah Keluarga yang Tewas di Kalideres, Polisi: Belum Tentu Itu Penyebab Kematian

"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).

"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.

Setelah itu, Asiung mengatakan keluarga itu sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu.

Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.

"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini