Selanjutnya, sang ibu berinisial KM (66) yang meninggal dunia saat itu dan disusul oleh sang paman berinisial BG (68).
Terakhir, barulah sang anak berinisial DF (42) yang meninggal dunia di dalam rumah tersebut.
Namun, dia tidak merinci waktu meninggal dunia yang tidak bersamaan itu.
"Kemudian berikutnya yang meninggal adalah ibunya, itu juga disikapi seperti itu. Yang ketiga adalah pamannya, baru yang terakhir anaknya," ucapnya.
Meski begitu, Yani Wahyu meminta kepada masyarakat tidak berasumsi soal kematian satu keluarga tersebut.
Meski hasil autopsi sementara menunjukan tidak adanya bekas makanan dan minuman di lambung korban, namun dia meminta untuk tidak terjebak jika keluarga itu meninggal dunia karena kelaparan.
Baca juga: Kata Pakar soal Sekeluarga yang Tewas di Kalideres, Menduga Korban Menganut Paham Apokaliptik
"Kita ini jangan sampai terjebak oleh diksi tentang kelaparan ya," ujar dia.
Untuk itu, Yani Wahyu mengaku masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian.
"Nah ini kan ada sesuatu gitu yah yang memang apa motif, sebab-sebab kematiannya tentu ini masih dalam penyelidikan pihak Polri," ujarnya.