Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Madrais, warga Desa Ketapang, Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten mengaku merasa terbantu dengan proyek dari The Spring.
Diketahui, The Spring telah menyelesaikan proyek pembangunan sumur keenam dan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK), di desa tersebut.
Saat ditemui Tribunnews.com, Madrais terlihat sedang duduk membuat jaring ikan untuk dijualnya kepada para pemancing.
Pekerjaan tersebut sudah lama ditekuni Madrais yang tinggal persis di seberang barisan tumbuhan mangrove pantai Mauk, Kabupaten Tangerang.
Ia menceritakan sulitnya mendapat sumber air bersih di wilayah kelahirannya tersebut.
Baca juga: Dapat Bantuan Fasilitas MCK, Kepala Desa Ketapang Ucapkan Terima Kasih kepada The Spring
Menurut Madrais masyarakat melakukan kegiatan mandi, cuci baju, hingga buang air besar di sungai buatan yang airnya berwarna keruh bercampur sampah.
Pria itu menyebut sungai yang diduga sudah tidak mengalir itu dengan sebutan kubangan.
"Susah air di sini. Buang air di kubangan, belakang itu. Mandi ya di kubangan juga tinggal cebur saja," kata Madrais, saat ditemui, Sabtu (10/12/2022).
Tidak dapat dipungkiri karena hal tersebut, Madrais mengungkapkan kerap merasakan gatal-gatal.
Sebab, kubangan tersebut airnya berwarna keruh.
Baca juga: Selain Lindungi Kesehatan Santri, Pembangunan 6.000 MCK di Ponpes/LPA Juga Serap Tenaga Kerja
"Ya kalau kulit sih paling suka gatal-gatal ya. Ya mau gimana lagi enggak ada air bersih," jelasnya.
Kata pria berambut panjang itu, beberapa rumah di Desa Ketapang sudah pernah membuat sumur bor untuk sumber air bersih.
Upaya warga tersebut menurutnya sepat berhasil, tapi hanya sementara.
"Itu rumah yang di depan saja sudah ngebor airnya suka enggak keluar," kata Madrais.
Karena itu, Madrais mengungkapkan ia merasa terbantu dengan adanya fasilitas MCK dari The Spring.
"Sangat membantu. Sangat membantu sekali buat nyuci, mandi ya. Terima kasih," ucapnya.
Bahkan, Madrais mengatakan antusias warga sekitar terhadap proyek sumur dan MCK itu sangat besar.
"Waktu proses bangunnya juga kita bantu. Warga bantu-bantu. Ya ibu-ibu, bapak-bapak bantu turunin barang bangunan yang datang. Kalau kerjanya tetap kulinya," katanya.