"Karena kondisi keuangan menipis, keberadaan mayat Rudy membuat Budyanto dan Dian sulit membuka ke keluarga," sambungnya.
Di sisi lain, kepribadian Budyanto unik, namun kurang lebih sering iri hati, keras kepala, dan tingkah laku tidak lazim.
Budyanto juga disebut Reni menyukai hal-hal berbau klenik dan memiliki guru spiritual.
"Kecerdasan biasa saja tidak seperti kakaknya (Rudyanto). Cuma perannya membantu rumah tangga. Punya strategi, cari alternatif pengobatan non medis dan upaya memperbaiki ekonomi, hopeless," kata dia.
"Situasi berlanjut, keuangan habis, psikologi nggak berdaya. Keadaan nggak berdaya ini berpotensi memicu memperburuk fisik dan kesehatan."
"Budyanto meninggal dalam situasi ketidakberdayaan, punya kepercayaan tidak lazim, tidak sesuai yang diharapkan," lanjut Reni.
Terakhir, Dian yang memiliki ciri kepribadian khas, kerap menekan emosi negatif yang muncul, dan punya ketergantungan dengan ibunda, Margaretha.
"Tidak bisa ambil keputusan karena pola asuh, susah cari solusi di tengah ketidakberdayaan. Ketiga orang keluarga meninggal dunia."
"Situasi ini melampaui kemampuan merespons secara adaptif. Tapi masih kelihatan dia melakukan perawatan, ada beli makanan dari bon-bon belanja makanan, rumah masih dibersihkan, cara tidur nyaman di samping ibunya."
"Dia mati secara wajar," ucap Reni.
Atas hal itu, Reni menuturkan cara empat orang satu keluarga tersebut meninggal dunia mengarah secara natural, bukan cara kematian yang lain.
"Dapat ditepis adanya paham apokaliptik atau VSED (voluntarily stopping eating and drinking)," tutur dia.
Tidak Ada Unsur Pidana
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan kasus tewasnya empat orang satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, merupakan kematian yang wajar tetapi dalam kondisi tidak wajar.