TRIBUNNEWS.COM - Sebuah rumah mewah di kawasan Cakung, Jakarta Timur, yang tampak terbengkalai, viral di media sosial.
Kisah viral rumah itu bermula dari unggahan akun Instagram @nyongallee_ pada 13 Desember 2022.
Sempat dikira terbengkalai, rumah dua lantai itu ternyata ditempati oleh seorang ibu dan anaknya yang sudah dewasa.
Ibu si pemilik rumah diketahui mengalami gangguan jiwa.
Setelah unggahannya viral, pemilik akun @nyongalle_ kembali datang ke rumah tersebut dan bertemu dengan Tiko, anak pemilik rumah.
Tak hanya @nyongalle_, beberapa YouTuber juga turut membuat konten tentang rumah tersebut.
Baca juga: Foto Rumah Mewah Ibu Eny yang Terbengkalai di Jakarta Timur saat Dibersihkan oleh Damkar
Setelah kisahnya viral, belakangan diketahui pemilik rumah tersebut adalah Ibu Eny.
Lantas, seperti apakah sosok Ibu Eny?
Wanita bernama lengkap Eny Sukaesih ini bertempat tinggal di kawasan Cakung, Jakarta Timur bersama anaknya, Tiko (23).
Menurut pengakuan Tiko saat wawancara bersama YouTube Bang Brew TV, dia adalah anak Ibu Eny satu-satunya.
"Saya sendiri sih anak kandung, satu-satunya," kata Tiko, dikutip Tribunnews.com, Kamis (5/1/2023).
Ibu Eny diketahui mengalami depresi sejak sekitar tahun 2010, ketika ia ditinggal oleh suaminya.
Kendati demikian, Tiko mengatakan kondisi sang ibu kala itu belum menunjukkan gejala depresi.
Dikutip dari Kompas.com, dua bulan pertama setelah ditinggal suaminya, Ibu Eny sempat mencari nafkah dengan berjualan makanan.
Tetapi, hal itu tak berlangsung lama lantaran kondisi mental Ibu Eny yang terus menurun.
"Di antara tahun 2011-2013, itu (setelah) Papa pergi. Ibu kurang sehat gitu lah kejiwaannya," ungkap Tiko.
Tiko menambahkan, ia sempat mendengar kabar sang ayah pulang ke Madiun, Jawa Timur, saat memutuskan pergi dari rumah pada 2010.
Ia juga mengungkapkan soal kemungkinan ibunya adalah istri kedua.
"Dari kabar dengarnya sih waktu itu, cerai langsung pulang ke Madiun (Jawa Timur)."
Baca juga: Fakta Viral Rumah Mewah Ibu Eny Terbengkelai, Ibu dan Anak Minum Pakai Air Hujan
"Pulang nemuin anak-anaknya, yang berarti disitu 'kan Mama istri kedua ya, kemungkinan. Dugaan ya," kisah Tiko, dikutip dari YouTube Bang Satria.
Semenjak itu, lanjut Tiko, sang ibu lebih mengurung diri di rumah dan enggan bersosialisasi dengan warga sekitar.
Kendati demikian, Ibu Eny masih bisa mengurus kebutuhannya sendiri.
"Ibu nggak pernah keluar, mengurung diri di rumah. (Tapi) untuk kebutuhan sendiri Ibu masih bisa," katanya.
Selama ini, Ibu Eny dirawat oleh Tiko sejak sang anak duduk di bangku SMP.
Ibu Eny pernah dibawa berobat beberapa kali.
Namun, karena cukup sulit membawa Ibu Eny keluar rumah, Tiko memutuskan merawat sang ibu seorang diri hingga ia putus sekolah.
Sebelum depresi, Ibu Eny diketahui orang berpendidikan tinggi.
Hal ini disampaikan mantan asisten rumah tangga (ART) Ibu Eny, Mamas.
Menurut Mamas, Ibu Eny memiliki gelar Dra (Doktoranda), yang berarti ia lulusan S1 perguruan tinggi.
"Beliau Doktoranda," ungkap Mamas, dilansir TribunJakarta.com.
Ibu Eny Kini Sudah Dievakuasi
Masih dari Kompas.com, Ibu Eny dievakuasi pihak Dinas Sosial Jakarta Timur pada Jumat (30/12/2022) sekitar pukul 16.30 WIB.
Hingga saat ini, Ibu Eny berada di RSJ Duren Sawit untuk mendapat perawatan.
Baca juga: Fakta-fakta Rumah Mewah Terbengkalai yang Ditinggali Ibu Eny dan Tiko: Puluhan Tahun Tak Ada Listrik
Kendati demikian, Komandan Regu Tim Reaksi Cepat Suku Dinsos Jaktim, Kurniawan Muhammad, mengaku pihaknya tak mengetahui hasil pemeriksaan lebih lanjut terhadap Ibu Eny.
Lantaran, hal tersebut sudah bukan menjadi ranah Dinsos Jaktim.
"Selama merujuk pasien, kami hanya sebatas mengantarnya ke ruang pendaftaran dan IGD," jelas Kurniawan, Rabu (4/1/2023).
"Dari IGD ke ruang perawatan, itu sudah ke keluarga. Jadi, pihak RS atau dokter yang merawat atau menangani langsung ke keluarga, dalam hal ini Tiko sebagai anak," imbuh dia.
Kurniawan mengungkapkan, evakuasi terhadap Ibu Eny sempat mendapat penolakan dari Tiko.
Menurutnya, Tiko takut jauh dari sang ibu jika Ibu Eny harus dibawa ke RSJ.
"Tiko sempat menolak keras bahwa ibunya enggak boleh dibawa ke Rumah Sakit (RS)," ungkap Kurniawan.
"Jadi merasa, ketika kita jemput ibunya atau akan dirujuk ke RS, di situ dia akan jauh dari orang tuanya," tambahnya.
Tak hanya itu, alasan lain yang menyebabkan Tiko menolak ibunya dibawa karena takut perawatan di RSJ memakan waktu yang lama.
"Itu yang mengakibatkan kekhawatirannya. Saat itu, dia juga sempat, ada bahasanya, keberatan, bahwa ibunya akan dibantu," sambung Kurniawan.
Namun, Kurniawan dan sejumlah pihak lainnya terus melakukan perundingan dan pendekatan secara perlahan terhadap Tiko.
Dinsos pun akhirnya berhasil membujuk Tiko supaya mengizinkan ibunya dievakuasi ke RSJ Duren Sawit.
Baca juga: Seorang Pria Meninggal Dunia Saat Salat Magrib Berjamaah di Cakung Jakarta Timur
Ibu Eny dan Tiko Andalkan Air Hujan untuk Kebutuhan
Sejak sang ayah pergi, Tiko membanting tulang demi mencukupi kebutuhan dirinya sang ibu.
Karena keadaannya kala itu, Tiko tak bisa membayar tagihan PLN hingga aliran listrik di rumahnya pun diputus.
Listrik di rumah Tiko sudah diputus sejak sekitar 12 tahun yang lalu.
Tak hanya itu, untuk minum, Tiko dan ibunya menampung air hujan, lalu direbus.
Untuk memasak, mereka menggunakan tungku alih-alih kompor gas.
Kini, rumah Ibu Eny telah dibersihkan oleh Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur (Gulkarmat Jaktim).
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJakarta.com/RR Dewi Kartika, Kompas.com/Dian Maharani/Nabilla Ramadhian)