Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum meninggalkan Tiko dan ibunnya, Eny Sukaesih dari rumah mewah miliknya Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur 2010 silam, Herman Muji Susanto dikabarkan menyampaikan sebuah pesan untuk anaknya.
Agung Sunardi (60) seorang buruh harian lepas yang saat itu membantu Susanto mengangkut perabotan rumah, mengaku diberitahu Susanto bahwa ia akan mengkihatankan Tiko tiga tahun selang kepindahannya ke Madiun, Jawa Timur.
"Bapaknya Tiko waktu itu ikut ke mobil, pesan sama saya ntar tiga tahun lagi saya kesini mau nyunatin Tiko," kata Agung ketika ditemui di Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur, Senin (9/1/2023).
Namun setelah tiga tahun berselang pasca kepindahan Susanto itu, Agung mengaku tak pernah bertemu lagi dengan suami dari Eny Sukaesih tersebut.
Baca juga: Ayah Tiko Dikabarkan Pilih Pergi dari Rumah Mewahnya dan Pindah ke Madiun pada Tahun 2010
Agung mengaku sempat diminta Susanto untuk menemuinya kembali pada saat mengkhitankan Tiko.
"Setelah itu gak ada pesan lagi, cuma dia bilang 'temuin saya pak, paling saya nyunatin anak saya' gitu," ucapnya.
Sejak saat itu, Susanto tak pernah diketahui lagi keberadaannya. Hingga puncaknya pada tahun 2015 silam, kondisi kesehatan Eny Sukaesih dikabarkan semakin menurun bahkan mengalami depresi.
Herman Mudji Susanto ayahanda Tiko disebut memutuskan pindah dari rumah mewah miliknya di Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur pada tahun 2010 silam.
Hal itu diungkapkan Agung Sunardi (60) seorang buruh harian yang kala itu mengaku membantu Susanto melakukan pindah rumah ke wilayah Madiun, Jawa Timur.
Mulanya Agung yang sedang berada di pangkalan biasa ia bersantai di area Komplek PLN dihampiri oleh Susanto yang meminta bantuan kepadanya.
"Awalnya kan nongkrong di pangkalan, terus bapaknya Tiko bilang 'Pak ngangkut ke Madiun berapa?' Dua juta dua ratus aku bilang," kata Agung kepada wartawan di kediaman Tiko, Komplek PLN, Cakung, Jakarta Timur, Senin (9/1/2023).
Saat itu ia pun mengaku tak berani menanyakan alasan Susanto memutuskan pindah dari rumah mewahnya itu.
Kala itu ia menjelaskan, bahwa hanya menjelaskan arahan yang diberikan Susanto untuk mengangkut barang ke dalam truk yang sudah disiapkan.
"Alasannya gak tau, itu internal keluarga. Yang penting saya kuli yang disuruh naikin (barang)," jelasnya.
Baca juga: Rumah Mewah Keluarga Tiko Dibeli dari Pensiunan Pegawai PLN pada Tahun 2000
Agung menuturkan, saat membantu Susanto pindah rumah tak semua barang yang turut diangkut ke dalam truk.
Ia menjelaskan, bahwa masih terdapat sejumlah barang lainnya yang tersisa di dalam rumah mewah tersebut.
"Waktu itu ada barang kaya kasur, kursi perabotan gitu lah. Tapi gak semua barang dibawa,' ucapnya.
Dikatakan Agung, barang barang yang diangkut kala itu menurutnya tergolong barang mewah.
Hal itu ia katakan lantaran saat itu, ia menyebut perabotan seperti kursi dan kasur yang ia bawa terlihat barang dengan kategori mewah.
"Barang barang mewah, kasur kasur mewah, kursi-kursi, lemari bagus deh, berat- berat. Saya tenaganya waktu itu cuma empat orang," ujarnya.
Namun melalui pandangannya, tak ada harta bergerak seperti sepeda motor dan mobil di area rumah mewah milik keluarga Tiko itu.
"Motor, mobil dulu memang gak ada. Tapi dulu perabotannya yang lebih banyak," tuturnya.
Eny Sukaesih istri dari Susanto pun saat itu disebut Agung masih dalam kondisi sehat.
Saat itu menurut Agung antara Susanto dan Eny terlihat baik-baik saja dan tak ada tanda-tanda suami istri yang sedang memiliki masalah.
Bahkan dijelaskannya, Eny saat itu turut membantu proses pindah rumah dengan memisahkan perabotan yang akan diangkut.
"(Kondisi Bu Eny) Masih sehat, masih bugar. Waktu itu juga diarahin dipilahin, 'ini ya pak barang yang dibawa'," katanya.
Usia barang barang itu selesai dikemas ke dalam truk dikatakan Agung, Susanto pun lantas pergi ke Madiun lokasi dimana yang sempat disampaikan kepadanya.
"Iya bapaknya Tiko juga ikut duduk di depan, ikut pulang,"pungkasnya.