TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah video merekam detik-detik penangkapan terhadap tersangka pembunuhan berantai di Bekasi hingga Cianjur, Jawa Barat Wowon Erawan alias Aki dan Solihin alias Duloh. Dalam hal ini, sebanyak sembilan orang dibunuh.
Penangkapan keduanya dilakukan di Babakan Mande, Ciranjang, Cianjur, pada 17 Januari 2023 pada pukul 01.30 WIB lalu. Rumah keduanya tidak jauh hanya berjarak sekitar 100 meter.
Dalam video yang diterima Tribunnews.com, terlihat penyidik Polda Metro Jaya yang dipimpin Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indriwienny Panjiyoga.
Terlihat awalnya tim mengetok sebuah rumah di Cianjur pada malam hari. Saat itu, tersangka Duloh yang membukakan pintu rumah sehingga langsung disergap oleh pihak kepolisian.
Saat itu, terlihat Duloh duduk di lantai dan langsung di interogasi oleh Panjiyoga.
Duloh pun mengku dia yang meracuni sekeluarga di Bantar Gebang, Bekasi hingga tiga di antaranya tewas.
"Saha nu ngaracun (siapa yang meracun)?" tanya Panjiyoga.
"Saya," jawab Duloh.
"Maneh yang ngaracun (kamu yang meracuni)?" tegas Panjiyoga.
"Iya," ucapnya.
Dalam hal ini, ada seorang wanita yang diduga keluarga Duloh menangis histeris saat Duloh ditangkap. Pejabat lingkungan pun langsung dipanggil ke rumah itu terkait penangkapan itu.
"Pak RT kami dari Polda Metro Jaya, kami melakukan penangkapan terhadap pak Duloh. Selaku Kepala Desa disini untuk mengetahui penangkapan kepada Pak Solihin alias Duloh," ucap Panjiyoga.
Selain itu, terlihat juga detik-detik video penangkapan terhadap Wowon. Di sana, Wowon yang menggunakan baju berwarna merah juga diminta mengakui perbuatannya.
"Sok ngaku ngomong, pelakunya siapa?" tanya Panjiyoga.
Untuk informasi, kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon cs ini berawal dari kematian tiga dari lima anggota keluarga di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Awalnya, korban bernama Ai Maemunah dan kedua anaknya Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16) tewas karena keracunan.
Namun, belakangan diketahui mereka ternyata diracun dengan pestisida hingga racun tikus.
Sementara itu, masih ada dua korban yang masih dirawat di rumah sakit yakni bernama Neng Ayu (5) dan M. Dede Solehudin.
Setelah diselidiki, polisi berhasil menangkap tiga tersangka. Yakni, Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin yang juga jadi korban.
Baca juga: Silsilah Pelaku dan Korban Pembunuhan Berantai Wowon cs: Ada Istri, Anak, hingga Mertua Wowon
Singkat cerita, ternyata ada aksi pembunuhan lain yang dilakukan para tersangka. Wowon cs ternyata pernah melakukan pembunuhan di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.
Di Cianjur, terdapat lima orang korban yang empat di antaranya merupakan keluarga dari pelaku.
Wowon membunuh Wiwin yang merupakan istri dari Wowon. Dia juga membunuh anaknya, Bayu (2) dan mertuanya yang juga ibu korban Wiwin yakni Noneng.
Keempat jenazah itu dimasukan di tiga lubang di sekitar rumah Wowon di Cianjur dengan semua barang-barangnya dan langsung dicor dan dikeramik agar jejak korban tak terlihat.
Selanjutnya, satu korban lainnya ternyata Halimah yang juga merupakan istri kelima Wowon.
Lalu, satu korban lainya di Garut, Jawa Barat dibuang ke laut oleh Wowon cs dengan meminta tolongan Noneng. Namun, akhirnya bisa diketemukan dan dimakamkan secara laik.
Janji Bisa Buat Kaya hingga Serial Killer
Polisi memastikan sekeluarga keracunan di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat merupakan korban pembunuhan dengan cara diracun dengan pestisida.
Ketiga pelaku pembunuhan diketahui adalah Wowon Erawan alias AKI, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyebut kasus pembunuhan ini adalah serial killer yang dikemas supranatural dengan janji membuat menjadi kaya.
"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut serial killer denagn motif janji janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," ujar Fadil Imran di Polda Metro Jaya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Fadil mengatakan Wowon tega melakukan aksinya itu karena para korban ini dianggap berbahaya karena mengetahui praktek kejahatan tersebut.
"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain," ucapnya.