Trunoyudo mengatakan hal tersebut diketahui seusai memeriksa pihak masinis yang dianggap mengetahui kejadian tersebut.
"Sejauh ini ada satu saksi dari pihak masinis dalam hal ini, ini akan dilakukan proses pengambilan keterangan. Didapatkan untuk sementara hari dari langkah-langkah yang kita lakukan ini patut diduga bunuh diri. Sementara ini dalam proses penyelidikan ini," katanya.
Ia menjelaskan penyelidikan mengenai tewasnya AKBP Buddy dilakukan langsung oleh Polres Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya sejak pagi tadi.
Adapun penyelidikan dilakukan secara induktif dan deduktif.
"Polres Metro Jakarta Timur dan juga Polda Metro Jaya direktorat reserse kriminal umum melakukan langkah-langkah penyelidikan untuk pendalaman. Penyelidikan dan pendalaman ini dilakukan secara induktif dan deduktif," ungkapnya.
Trunoyudo menyatakan bahwa pendalaman itu dimaksudkan untuk dilakukan secara menyeluruh. Yakni, penyidik melakukan pendalaman dengan memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) hingga pihak keluarga.
"Baik itu di tempat kejadian perkara secara eksternal juga didapat keterangan-keterangan dan juga kita akan mendalami secara internalnya pihak keluarga," tukasnya.
Kronologis Tewasnya AKBP Buddy
Jenazah pertama kali ditemukan pihak stasiun.
Adapun jenazah AKBP Buddy ditemukan tewas di sekitar perlintasan kereta api depan Pasar Enjo, Cipinang, Jakarta Timur, tepatnya, jalur rel kereta api km 12+400 jalur DDT petak jalan Jatinegara-Bekasi.
"Dari hasil informasi dan juga kemudian olah TKP. Kemudian didapatkan informasi yang pertama pada pukul 10.15 WIB ditemukannya seorang laki-laki yang mendasari saksi bapak Kurniawan dari pihak Stasiun," ujar Kombes Trunoyudo.
Seusai diperiksa, kata Trunoyudo, jenazah belakang diketahui bernama AKBP Buddy Alfrits Towoliu.
Identitas itu diketahui berdasarkan dari identitas yang melekat dari jenazah korban.
"Beliau benar merupakaan anggota Polri Polda Metro Jaya yang jabatannya saat ini adalah sebagai Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur," jelasnya.