TRIBUNNEWS.COM – Tokoh lingkungan di kawasan Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan, yang berada di daerah rumah Viky mengatakan, perwakilan dari Kementerian Sosial (Kemensos) rupanya sudah mengunjungi siswa SMA yang viral tersebut.
Tokoh lingkungan yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, keluarga Viky dinyatakan tidak masuk ke kategori miskin atau kurang mampu.
Hasil tersebut dinyatakan setelah pihak Kemensos melihat kondisi rumah Viky secara langsung.
Pasalnya, di rumah Viky masih memiliki berbagai barang berupa kulkas hingga televisi.
"Kemarin dari Kemensos juga sudah hadir melihat kondisi rumah seperti itu, ada televisi, kulkas, jadi tidak masuk kategori miskin," kata tokoh lingkungan setempat, dikutip dari TribunJakarta, Kamis (25/5/2023).
Tak hanya itu, sekira lima bulan lalu, juga tidak dikategorikan keluarga miskin berdasarkan sensus penduduk.
Baca juga: Kisah Siswa SMA Jalan Kaki 16 Km ke Sekolah Viral, Tetangga Beri Kesaksian: Dia Punya Motor
Saat itu, keadaan keluarga Viky dinilai masih baik-baik saja.
Hal tersebut yang membuat tokoh lingkungan setempat mengaku kaget dengan kabar Viky yang viral lantaran berjalan kaki sejauh 16 km untuk sekolah.
"Kami juga dari lingkungan sudah sensus bulan Desember 2022, keluarga mereka baik-baik saja, anaknya bersekolah, dan tiba-tiba muncul video itu kami pun kaget juga seperti itu," ujarnya.
Meski begitu, saat ini keluarga Viky mengatakan kepada lurah dan camat setempat bahwa sedang dilanda kesulitan ekonomi.
Namun, keluarga Viky disebut mengaku gengsi untuk mengatakan hal tersebut.
"Mereka mengakui gengsi dan sedang kesulitan ekonomi, ngomong depan saya, camat, lurah, keluarganya yang ngomong, orang tuanya," ungkapnya.
Keluarga Viky dinilai tertutup dengan warga sekitar
Tak hanya gengsi untuk mengatakan kondisi ekonominya, keluarga Viky ternyata juga dinilai tertutup dengan warga sekitar.
Bahkan, Viky juga tak bergaul dengan anak remaja di lingkungannya.
Diwawancarai pada hari yang berbeda, tokoh lingkungan itu mengatakan, keluarga Viky tak bisa menunjukkan tagihan bank terkait utang yang disebut-sebut tengah menjerat keluarga siswa viral tersebut.
"Di medsos juga keluarganya diminta tunjukan tagihan bank tapi tidak bisa nunjukin tidak punya bukti. Jadi banyak yang ditutupin lah," ujar tokoh lingkungan, dikutip dari TribunJakarta, Jumat (26/5/2023).
Tak hanya itu, tokoh lingkungan juga mengaku curiga dengan pernyataan Viky yang mengatakan harus menjadi juru parkir untuk membantu perekonomian keluarganya.
Ia meragukan hal tersebut lantaran tak melihat Viky menjadi juru parkir.
"Kemarin dia juga bilang parkir. Kalau parkir dia parkir di mana? dekat rumahnya ada minimarket tapi dia tidak ada markir di situ," katanya.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma/Siti Nawiroh)