Sebelum sakit, Herman menyebut bahwa Fajri bekerja sebagai biro jasa pengurusan STNK.
"Ya semoga Fajri bisa sehat lagi," kata Herman.
Tak Langsung Mau Diobati
Meski sudah mengidap obesitas ekstrem sejak delapan bulan terakhir, Fajri tak serta merta mau diobati.
Kepada Herman, Fajri pernah blak-blakan mengenai alasannya tak pernah mau berobat.
Sejak aktivitasnya terbatas akibat obesitas parah, Fajri memang banyak bercerita kepada Herman.
Salah satunya mengenai kondisi kesehatannya ini.
Pasalnya, sebagai tetangga, Herman sudah berulangkali membujuk Fajri untuk mau berobat.
Baca juga: Dokter RSCM: Pemicu Obesitas Muhammad Fajri, Banyak Rebahan 8 Bulan Terakhir Tanpa Keluar Rumah
Upaya pertama Herman saat Fajri baru saja mengalami kecelakaan yang membuat kaki kanannya terluka.
Saat itu, Fajri hanya meminta tolong untuk dibelikan minyak gosok saja kepada Herman.
Beberapa waktu kemudian, luka di kaki Fajri tak juga sembuh bahkan terlihat semakin parah dan membengkak.
Herman lagi-lagi membujuk Fajri untuk mau berobat, tapi hal itu selalu ditolak oleh Fajri secara halus.
"Dia bilang gamau ngerepotin orang karena badannya besar," ujar Herman.
Baca juga: Penanganan Kasus Obesitas Fajri Lebih Sulit dari Arya Permana, Pihak RSCM Beri Penjelasan
Hingga akhirnya sekira sepekan lalu, Fajri mulai mengeluhkan kondisi tubuhnya yang kerap ngilu terutama pada malam hari.
Kabar sakitnya Fajri itu terdengar ke para tetangganya sampai ketua RT setempat.
Hal itu membuat pihak dokter dari puskesmas setempat mendatangi rumah Fajri untuk memeriksa kondisinya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul ''Tolong Jahitin Saya Sarung'' Pesan Fajri Pengidap Obesitas Sebelum Bersedia Dibawa ke Rumah Sakit,