News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Idul Adha 2023

Salat Iduladha 1444H, Ratusan Jemaah Mulai Datangi Masjid Agung Sunda Kelapa

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan warga mulai memadati Masjid Agung Sunda Kelapa untuk melaksanakan ibadah salat Iduladha 1444H, Kamis (29/6/2023). (Abdi Ryanda Shakti).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat melaksanakan ibadah salat Iduladha 1444H pada Kamis (29/6/2023).

Pantauan Tribunnews.com di lokasi sekitar pukul 06.22 WIB, terlihat ratusan jemaah sudah mulai datang ke Masjid Sunda Kelapa untuk melaksanakan salat ied.

Gema takbir terus dikumandangkan oleh panitia pelaksanaan salat ied ini dari dalam masjid.

Nantinya, Masjid Agung Sunda Kelapa menunjuk Syeikh Essam Al Mizjaji sebagai imam salat ied.

Sementara yang berlaku sebagai khatib salat Iduladha adalah Prof. Arif Satria.

Di sisi lain, di bagian depan Masjid juga sudah terpasang tenda dengan sejumlah hewan kurbannya untuk nantinya disembelih.

Untuk informasi, penetapan Hari Raya Idul Adha 1444H antara PP Muhammadiyah dengan pemerintah kembali berbeda.

Warga Muhammadiyah merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah pada Rabu (28/6/2023) kemarin. 

Sedangkan pemerintah menetapkan Idul Adha 1444 Hijriah pada Kamis (29/6/2023) hari ini.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir meminta perbedaan ini tidak dipertentangkan, mengingat pemerintah juga menghargai perbedaan tersebut dengan membuka opsi libur cuti bersama sejak tanggal 28-30 Juni 2023. 

“Ada poin penting dari Idul Adha ini, yang pertama kita berbeda. Ada perbedaan tanggal 28 dan besok tanggal 29. Tapi yang positif adalah saling menghargai, toleransi, bahkan pemerintah membuka opsi libur sejak tanggal 28-30,” kata Haedar dalam tayangan Kompas TV, Rabu. 

Baca juga: Salat Idul Adha 1444 Hijriah, Ribuan Warga Muhammadiyah Padati Masjid Agung Al Azhar

Menurutnya sikap tersebut menunjukkan pemerintah bertoleransi memberikan kebebasan kepada umat muslim untuk menjalankan Idul Adha sesuai keyakinan masing - masing.

“Artinya pemerintah pun memberi toleran untuk memberi kebebasan kepada umat muslim untuk menjalankan Idul Adha meskipun berbeda,” katanya. 

Atas hal itu, Haedar berpesan agar para ustaz, atau tokoh lainnya tak mempertentangkan perbedaan tanggal Idul Adha agar tidak mengurangi nilai ibadah yang dijalankan. 

“Maka pesan kami, hari ini dan besok serta seterusnya termasuk di medsos, tidak perlu lagi ada ustaz, mubaligh, tokoh yang mempertentangkan. Nanti bisa-bisa nilai ibadah kita menjadi hilang atau berkurang,” ungkap Haedar.

Baca juga: Soal Beda Tanggal Idul Adha Pemerintah dan Muhammadiyah, Wamenag Minta Masyarakat Saling Toleransi

Menurutnya berbagai argumen dalil agama maupun keilmuan hendaknya digunakan untuk keyakinan masing-masing dan tak perlu saling menyalahkan.

“Berbagai argumen dari dalil Al quran maupun sunah dan keilmuan, itu pakailah untuk keyakinan masing-masing tidak perlu saling menyalahkan sampai nanti kita umat muslim dunia punya kalender global sebagaimana kalender masehi,” terang dia. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini