TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menyebut Waluyo (51), korban pembunuhan yang jasad ditutup pakaian di sebuah kontrakan di kawasan Pademangan, Jakarta Utara awalnya tidak mengenal Maulana Azis (20).
Keduanya bertemu setelah Azis merantau ke Jakarta dari Wonosobo, Jawa Tengah.
Saat itu, Azis tak punya keluarga dan tempat tinggal di Jakarta.
Setelah bertemu, korban meminta pelaku untuk tinggal bersama karena keduanya bekerja serabutan.
"Pelaku itu kan nggak ada rumah di Jakarta. Jadi ditampung sama korban. Jadi pelaku ditampung di rumah korban karena pelaku merantau," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Uly saat dihubungi, Selasa (11/7/2023).
Baca juga: Pemuda Bunuh Pria Paruh Baya, Sakit Hati Setahun Dicabuli, Jasad Korban Ditemukan Tertumpuk Pakaian
Kurang lebih, satu tahun lamanya keduanya tinggal bersama. Menurut pengakuan Aziz, selama itulah dirinya dijadikan budak seks oleh korban.
"Sudah kurang lebih setahun pelaku tinggal di rumah korban. Pelaku dan korban tinggal bersama-sama di daerah Pademangan. Pelaku dipaksa untuk melayani korban," ujarnya.
Karena sakit hati, pelaku lantas membunuh korban pada Senin (3/7/2023) dengan cara menusuk leher korban dengan pisau dan gunting.
Setelah memastikan korban tewas, Azis menumpuk jasad Waluyo dengan pakaian dan kabur ke kampung halamannya
"Motif pelaku adalah balas dendam dan sakit hati dengan korban karena kurang lebih setahun dilecehkan secara seksual oleh korban," ujarnya.
Sebelumnya, dilansir dari TribunJakarta.com pria paruh baya bernama Waluyo (51) ditemukan tewas dalam kontrakannya di Kampung Muka Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (5/7/2023).
Kematian Waluyo dinilai tak wajar.
Sebab, jenazahnya ditemukan tertutup pakaian yang diduga sengaja ditumpuk.
Bukan cuma itu, pintu kontrakan Waluyo juga terkunci dari luar ketika jenazahnya ditemukan di dalam.