TRIBUNNEWS.COM – Setelah kasus penipuan bermodus lowongan kerja di sebuah ruko kawasan Bekasi, Jawa Barat viral, pihak kepolisian kini langsung menindaklanjuti.
Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Jupriono mengaku telah mendatangi ruko yang diduga kerap menjadi tempat penipuan.
"Setelah kami telusuri dan kami datangi bersama-sama dengan petugas Satpol PP Kota Bekasi, ternyata kita tidak menemukan korban penipuan yang ada di Galaxy," kata Kompol Jupriono, Kamis (27/7/2023), dikutip dari TribunJakarta.
Setibanya di lokasi, Kompol Juprianto menyebut tak bertemu dengan direktur dari PT yang diduga bergerak di bidang penyaluran tenaga kerja itu.
Pihaknya mengatakan justru bertemu dengan para karyawan dari PT tersebut.
"Jadi yang kita temukan di sana bukan direkturnya, hanya karyawannya," ucap Kompol Jupriono.
Baca juga: Niat Cari Kerja, Pria Ini Malah Jadi Korban Penipuan Loker, Berhasil Kabur usai Ditolong Driver Ojol
Dikatakan Kompol Jupriono, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan dari korban terkait dugaan penipuan dengan modus pencarian kerja itu.
Pihaknya meminta kepada masyarakat yang menjadi korban penipuan dengan modus pencarian kerja itu agar segera melapor ke pihak berwajib agar kasus tersebut segera ditangani.
"Belum ada yang melapor jadi kaitannya dengan di Instagram itu (apakah sudah) menjadi korban atau hanya akan menjadi korban, kami belum tahu, saya berharap yang ada di Instagram itu bisa datang ke polsek memberikan keterangannya," tegas dia.
"Kami mengimbau ke seluruh masyarakat yang menjadi korban penipuan yang di Galaxy itu silakan melapor ke Polsek Bekasi Selatan, untuk segera kami tindak lanjuti," kata Kompol Jupriono, Kamis (27/7/2023).
Awal Mula Kasus Penipuan di Ruko Bekasi Viral
Kasus penipuan bermodus lowongan kerja ini viral usai akun Instagram @jogja24jam mengunggah bukti chat seorang pengemudi ojek online (ojol) dengan penumpangnya yang diduga menjadi korban penipuan tersebut.
Dalam bukti percakapan di aplikasi ojek online itu, penumpang yang diketahui bernama Gilang Ramadhan alias Gira (22) meminta tolong agar segera dijemput di lokasi yang telah tertera.
Gilang yang saat itu merasa ditahan kemudian meminta kepada driver ojol bernama Achmad Rifyannur untuk mengatur strategi agar bisa segera bebas dari ruko tersebut.
Dikatakan Gilang, saat menerima pesan WhatsApp mengenai panggilan kerja itu, ia tak sedikit pun menaruh curiga.
Sebab, pihak perusahaan tersebut telah mencantumkan informasi lengkap.
"Di WhatsApp-nya dijelaskan nama PT-nya apa dan ngirim link tentang info perusahaan terus juga sampai detail jelasin jalur transportasinya turun di stasiun apa, terus naik apa-apa gitu. Sampai sini belum ada kecurigaan," kata Gilang, Kamis (27/5/2023), dikutip dari TribunJakarta.
Kecurigaan itu mulai muncul saat keesokan harinya pada Selasa (25/7/2023), ia mendatangi perusahaan yang telah memintanya melakukan interview itu.
Sesampainya di lokasi, Gilang justru tak melewati serangkaian tahapan seleksi penerimaan karyawan baru dan hanya ditanya terkait nama dan alamat.
“Katanya kan ada psikotes, interview dan penempatan wilayah kerja faktanya nggak ada psikotes sama sekali. Interview juga nggak kayak interview, nggak ditanya kelebihan kamu apa, cuma ditanya nama alamat sekarang dan dijelasin tentang job desk dan salary,” ujarnya.
Bahkan, saat berada di lantai satu, Gilang langsung diinformasikan untuk memberikan uang sejumlah Rp1,6 juta di hari yang sama.
Gilang yang merasa kaget langsung menolak hal tersebut. Pasalnya dari informasi yang diberikan sebelumnya via WhatsApp, tak ada pembayaran apapun.
"Nah di situ aku udah mulai curiga kok nggak ada pungutan biaya kok di sini dimintain biaya untuk pelatihan. Ahirnya aku bilang sama dia aku nolak aku alasan baru ada uangnya besok," ucapnya.
Gilang sempat enggan menuruti pihak perekrut itu dan beralasan baru mendapatkan uang pada keesokan harinya.
Sang perekrut itu pun justru meminta Gilang membayar uang muka atau DP Rp 350 ribu.
Gilang yang tak mau ambil pusing lantas bersedia membayar uang muka itu dengan harapan bisa segera dibebaskan.
Usai membayar DP, Gilang justru diminta ke lantai tiga untuk melunasinya.
Bahkan, Gilang juga sempat diminta tanda tangan perjanjian, namun ia menolaknya.
Ia pun telah berulangkali mencoba melarikan diri dari ruko tersebut namun gagal.
Akhirnya, ia memesan ojek online dan mengatur strategi dengan meminta izin ke kamar mandi.
Rupanya rencana itu sukses dan berhasil membawa Gilang keluar dari ruko tersebut.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar/Nur Indah Farrah Audina)