News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tekuni Bisnis Rumah Produksi, Rizky Adrian: Bekerja Dengan Cinta Outputnya Memiliki Feel Mendalam

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rizky Adrian (kiri)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Production House atau bisa disebut rumah produksi adalah tempat bagi para pelaku kreatif untuk melampiaskan imajinasi mereka dalam bentuk sebuah hasil karya.

Namun, menurut CEO Ronaksara, Rizky Adrian, perlu ada cara dan tips dalam menciptakan sebuah hasil karya. Tujuannya adalah untuk bertahan di tengah bisnis rumah produksi.

“Pertama, kosongkan gelasmu. Lalu, temui banyak orang. Serap sebanyak-banyaknya ilmu dari mereka. Kemudian, harus memperbanyak referensi, tingkatkan taste pada seni audio visual. Perbanyak koneksi dengan para expert. Kelak mereka yang akan membantu dalam segi teknis dan eksekusi. Dan yang paling penting, eksekusi. because that is what production means,” ungkap Rizky Adrian yang juga Co-Founder dan Executive Producer Ronaksara.

Filosofi hidup saya adalah menyadari eksistensi waktu itu penting. Waktu terbaik adalah sekarang, bukan besok, bukan kemarin, tapi sekarang

Rumah produksi adalah istilah umum dalam industri kreatif yang merujuk kepada perusahaan yang menyokong produksi karya-karya audio, visual, audiovisual, dan acara televisi atau radio sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara.

Definisi lainnya, rumah produksi merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai organisasi dan keahlian dalam memproduksi program-program audio dan audiovisual untuk disajikan kepada khalayak, baik secara langsung maupun melalui broadcasting house.

Dalam sebuah rumah produksi, kata Rizky, ada beberapa kendala yang dihadapi. Pertama, masalah modal. Urusan modal adalah kendala yang cukup lumrah dalam semua bisnis.

“Namun, semua kendala pasti ada solusinya. Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang tugasnya meminjamkan modal dengan cepat. Begitu bisnis jelas visinya dan jelas apa yang sedang mereka jalankan, siapa saja mempunyai keinginan untuk membantu,” ujar Rizky yang lahir di Jakarta, 18 Februari 1998.

Sementara itu, 90 persen kendala dalam produksi datang dari faktor komunikasi. Komunikasi yang kurang jelas di awal mengakibatkan permasalahan di belakang. Semua info yang diterima harus dikomunikasikan ke pihak yang terlibat secepatnya.

Rizky yang sudah lama terjun ke bidang rumah produksi memiliki filosofi sepanjang menangani rumah produksi Ronaksara.

“Filosofi hidup saya adalah menyadari eksistensi waktu itu penting. Waktu terbaik adalah sekarang, bukan besok, bukan kemarin, tapi sekarang,” jelas Rizky Adrian.

Rizky memiliki alasan tersendiri terjun ke dunia rumah produksi. Dia mengaku sudah mempunyai mimpi sejak lama untuk mempunyai rumah produksi.

“Tapi saya menyadari ilmu dan relasi yang dipunyai dahulu masih sangat minim. Caranya, setelah mengetahui industri rumah produksi pada saat freelance, saya melihat banyak kesempatan apabila saya memiliki rumah produksi sendiri,” ujar Rizky Adrian.

Rizky menilai banyak sumber daya manusia yang memiliki potensi kreatif, namun masih belum berani melampiaskannya. Dia berharap Ronaksara bisa menjadi rumah untuk mereka berkarya.
Visi Misi

Jadi Rumah Produksi Bagi Siapapun Yang Ingin Bertindak Dan Belajar

Hal itu sesuai dengan visi dan misi Ronaksara. Visi Ronaksara yaitu ingin menjadi rumah produksi bagi siapapun yang ingin bertindak dan belajar.

“Seperti motto kita, shoot and learn. Harapannya semua pihak yang bekerja dengan Ronaksara mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan dan bisa belajar bersama kami,” jelas dia.

Misi Ronaksara, kata Rizky, adalah membuat seluruh karya dengan sepenuh hati dan pikiran. “We just bunch of amateurs who show the world that we could work like professionals,” tutur dia.

Rizky cenderung menyebut dirinya sendiri sebagai sosok amatir, lantaran selalu menemukan banyak hal baru di luar sana yang belum diketahui.

“Banyak orang yang underestimate seorang amatir. Padahal, faktanya ada sesuatu yang seorang amatir bisa melakukan, namun kelompok profesional tidak melakukan,” papar Rizky Adrian.

Rizky menambahkan, seorang amatir yang sedang menekuni passionnya akan bekerja dengan penuh cinta. Sebab, rasa penasaran dan ingin tahu selalu menghantui Rizky.

Sedangkan, seorang profesional bekerja mengatasnamakan profesi yang didasari ilmu yang sudah mereka miliki sebelumnya.

“Bukan berarti profesional itu jelek ya. Namun, bekerja dengan cinta menurut saya outputnya akan lebih memiliki feel yang mendalam dibandingkan bekerja dengan pakem ilmu yang sudah dimiliki sebelumnya,” urai Rizky Adrian.

Rizky pun menilai sumber daya manusia di Indonesia sangat banyak dan bisa bersaing.

“Kalau orang lain bisa, kenapa kita nggak? Karena begini, Bill Gates atau lihat orang-orang sukses lain deh. Mereka punya 24 jam yang sama dengan kita. Semestinya kita juga bisa sama dengan mereka? Berarti ada di dalam rentang waktu 1x24 jam, yang orang sukses lakukan sedang tidak kita lakukan. Saya ingin meninggalkan legacy untuk anak cucu kelak, bahkan bisa untuk orang-orang di dunia. Mungkin berupa ilmu, materi, nama baik atau bentuk lainnya yang mereka bisa merasakan,” papar Rizky Adrian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini