Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Saat Car Free Day (CFD) banyak masyarakat yang memutuskan ingin berolahraga atau melakukan aktivitas lain di luar ruangan.
Begitu juga dengan orangtua yang kerap kali mengajak anak-anak untuk CFD.
Namun, masyarakat harus dibuat bingung karena terkendala oleh polusi udara yang belum usai.
Terkait Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K)
Menurut dr Agus, anak termasuk kelompok rentan saat terpapar polusi udara.
Sehingga ketika kualitas udara buruk, anak menjadi kelompok sensitif.
Oleh karena itu, orangtua perlu memastikan saat membawa anak keluar untuk memakai masker ketika kualitas udara tidak sehat.
Namun ia mengingatkan agar orangtua memerhatikan ukuran dan jenis masker yang dikenakan oleh anak.
"Hanya masker anak ini tergantung ukurannya. Ada (masker) anak kecil, dewasa, sehingga berbeda. Kalau dipakai dewasa untuk anak kecil, menjadi tidak efektif, karena tidak rapat di mukanya," kata dr Agusm
Untuk pilihan jenis masker, minimal adalah masker bedah.
Kalau mau masker kain, dianjurkan memakai filter PM 2,5 yang diselipkan ke dalamnya.
"Masker kain kan bisa dicuci, filternya diganti. Habis dipakai, dibuang. Tidak boleh dipakai lagi. Kena partikel, kan nempel. Justru nempel kain, tembus lalu terhirup kan berbahaya," tegasnya.
Sehingga setelah penggunaan beberapa jam, filter dilepas dan diganti. Tidak boleh digunakan kembali.
Baca juga: Penyemprotan Air Untuk Atasi Polusi Udara, Kemenkes: Tidak Disarankan
"Jadi diingatkan sekali pada masyarakat ketika membawa anak keluar ruangan, pastikan kualitas udara seperti apa. Kalau tidak sehat, atau kelompok sensitif pakai masker yang bisa filterasi PM 2.5," tutupnya.