TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya mengungkap adanya sebuah surat berbahasa Inggris berjudul 'To You Whomever'dalam kasus kematian ibu dan anak yakni Grace Arijani (65) dan David Ariyanto (38) di Perumahan Bukit Cinere Indah, Depok, Jawa Barat.
Surat berbahasa Inggris itu ditemukan di dalam laptop milik salah satu korban. Saat ditemukan warga, jasad ibu dan anak tersebut sudah tinggal kerangka di kamar mandi rumah mereka.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan terkait isi surat tersebut, pihaknya belum bisa membeberkannya secara rinci ke publik.
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menilai surat 'To You Whomever' dalam dokumen di laptop milik ibu dan anak di Cinere, Depok, itu memiliki keunikan tersendiri.
"To You Whomever, Sudah Dapat Suratnya? Asumsikan, peristiwa Cinere adalah bunuh diri. Anggaplah, surat bertajuk To You Whomever ditulis sendiri oleh pelaku," kata Reza kepada Wartakotalive.com melalui pesan WhatsApp, Senin (11/9/2023).
Menurut Reza Indragiri, bunuh diri adalah keputusan yang sangat serius dan sangat salah.
"Ini harus ditandaskan agar peristiwa bunuh diri tidak dipelajari sebagai jalan keluar atas problematika hidup. Bunuh diri tidak memiliki pembenaran, titik. Alih-alih menyelesaikan masalah, bunuh diri justru melipatgandakan masalah," katanya.
Karenanya menurut Reza, setiap orang yang berpikir untuk bunuh diri agar minta kekuatan kepada Tuhan atau mencari bantuan kepada manusia untuk menghindarinya.
"Minta kekuatan kepada Tuhan. Dan, jika perlu, cari bantuan kepada manusia," ujar Reza.
Karenanya kata Reza cukup aneh surat tentang suatu keputusan yang sangat serius tidak ditujukan ke pihak tertentu, tetapi ditujukan ke siapapun (To You Whomever).
Hal itu jelas dimengerti dari judul surat 'To You Whomever'.
Baca juga: Kasus Ibu dan Anak Tewas di Cinere: Krimonolog Duga Korban Menutup Diri Sejak Suami Meninggal
"Jadi 'aneh' bahwa surat tentang suatu keputusan yang amat sangat serius itu tidak dialamatkan ke pihak tertentu, melainkan ditujukan ke siapapun," ujar Reza.
"Seolah tidak ada orang tertentu, baik itu keluarga, sahabat, dokter pribadi, atau siapa pun yang dipandang layak menjadi tempat curhat," kata Reza.
Karenanya Reza mempertanyakan ke media massa atau wartawan apakah sudah mendapat surat pelaku atau belum.