TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Imigran di kawasan Puncak Bogor yang didominasi imigran dari Timur Tengah bikin pusing warga lokal.
Pasalnya kelakuan mereka kian menjadi-jadi, bertindak seenaknya.
Warga Kampung Warung Kaleng, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pun menjadi resah.
Kehidupan yang semula tentram kini dirasa mulai mengkhawatirkan.
Ya, kondisi mengkhawatirkan tersebut tak terlepas dari banyaknya imigran yang menetap di kawasan itu.
Bertahun-tahun masyarakat yang tinggal di Kawasan Puncak Bogor selalu hidup berdampingan dengan para imigran dari berbagai negara.
Kini kebaikan warga lokal perlahan memudar akibat perbuatan imigran yang dinilai mulai kelewat batas.
Salah satu warga Puncak Bogor, Suryana menceritakan, hadirnya imigran justru memunculkan masalah baru.
Baca juga: 140 Ribu Kendaraan Diprediksi Kembali ke Jabotabek Saat Puncak Arus Balik Libur Tahun Baru
Perbedaan bahasa, budaya hingga tradisi menjadi akar permasalahan yang kerap kali terjadi antara penduduk lokal Puncak Bogor dengan para imigran.
"Ada rusaknya hubungan rumah tangga, mereka masuk, ada trafficking, ada perdagangan narkoba dan seterusnya. Itu fakta-faktanya ada," ujarnya saat ditemui TribunnewsBogor.com di Kampung Warung Kaleng, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (10/1/2024).
Lebih lanjut, Suryana menyinggung gaya hidup bebas para imigran yang sebenarnya merupakan pengungsi.
Baginya imigran-imigran tersebut sudah terlalu liar kehadirannya di Puncak Bogor.
"Kan cenderung ada paradoks, ada benturan-benturan. sekarang gini analoginya. Dari kultur, budaya, dan sikap saja kan sudah berbeda. Berbenturan dengan kultur-budaya yang kami punya. Lihat sekarang faktanya di lapangan. Mereka dengan enaknya bawa kendaraan, tanpa surat, tanpa helm dan lain sebagainya," paparnya.
Menurutnya apabila para imigran tersebut dibiarkan terus-menerus, tidak menutup kemungkinan kedepannya mereka akan membentuk komunitas dan mulai melawan masyarakat mayoritas dalam hal ini warga Puncak Bogor.