TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah baliho bergambar eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) menjadi viral di media sosial.
Baliho yang terletak di kawasan Senayan, Jakarta Pusat itu, menampilkan foto RK dengan dua pesan tersematkan yang penuh dengan kode keras bahwa RK bakal maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Namun, pada sisi lain, kader Partai NasDem, Ahmad Sahroni, juga mengomentari kesiapannya maju di Pilkada DKI Jakarta di balik fenomena baliho Ridwan Kamil.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago menilai bahwa Pilkada DKI Jakarta menarik untuk diperebutkan oleh berbagai tokoh karena dinilai sukses mengantarkan gubernurnya sebagai calon presiden, seperti Jokowi dan Anies Baswedan.
Dia menilai, sorotan kamera media nasional, setelah presiden fokus kepada gubernur DKI Jakarta, sehingga ada yang menilai tidak berhasil menjadi presiden, minimal menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Ridwal Kamil juga harus bersaing dengan Ahmad Zaki, Ketua DPD Golkar DKI Jakarta. Apakah strategi baliho Ridwan Kamil tes ombak untuk melihat peluang di DKI Jakarta? Karena meskipun tidak maju di DKI Jakarta, RK masih punya kesempatan besar maju di Pilkada Jawa Barat," ujar Arifki dalam pesan yang diterima Tribunnews, Senin (26/2/2024).
Arifki mengatakan Munculnya nama Ridwan Kamil dan Ahmad Sahroni tentu bakal bersaing dengan kandidat PDI-P, Gerindra, dan PKS.
Menurutnya, kejutan dari nama-nama yang keluar dari tiga partai ini juga bakal mempengaruhi konstelasi menjelang masuknya Pilkada DKI Jakarta.
Di internal PDIP, ada nama Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok dan Risma.
"Sedangkan, PKS tentu juga punya ruang, kadernya ada Mardani Ali Sera atau mendorong Anies Baswedan, karena baru satu periode menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta," katanya.
Baca juga: Pasrah dengan Hasil Pileg, Aldi Taher Sebut Mau Maju Pilkada jika Gagal jadi Anggota DPR RI
Selain itu, Arifki menyebut akan ada potensi keluarnya nama-nama lain yang bakal membuat kejutan baru di DKI Jakarta.
Kepala daerah yang sukses di daerah bakal juga melihat peruntungan di DKI Jakarta jika ada ruang untuk memperoleh tiket dan diterima oleh masyarakat Jakarta.
“Ini saatnya para bakal kandidat untuk memaksimalkan positioning politiknya di DKI Jakarta sebelum memperoleh tiket dari partai politik," kata dia
"Kerja politik Pilkada berbeda dengan Pileg, populeritas dan pertarungan narasi bakal diperhintungkan karena ini menjadi “branding kandidat” di masyarakat," tandasnya.