News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rektor Dilaporkan Lecehkan Pegawai

Dugaan Pelecehan di UP, Korban Dapat Intimidasi dari Petinggi Kampus, Minta Laporan Dicabut

Editor: Abdul Muhaimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rektor Univesitas Pancasila Jakarta, Edie Toet Hendratno alias ETH, dilaporkan ke polisi atas kasus dugaan pelecehan seksual dua pegawai wanita.

"Itu menurut saya sudah intimidasi karena dianggap merusak nama baik kampus. Kan gitu," ujar dia.

Ia mengungkapkan, intimidasi itu terjadi pada 12 Februari 2024 ketika RZ dipanggil untuk menghadap salah satu petinggi kampus.

"Itu memang dari salah satu petinggi itu. Itu panggil korban, dan korban info ke saya. 'Mba saya dipanggil sama ini', gitu" ungkap Amanda.

"Terus saya bilang, ya sudah kamu kan masih karyawan. Sebenarnya yang panggil itu kan di (kampus) S1. Sedangkan si korban kan ada di pascasarjana. Tapi kan memang masih ini (karyawan)," tambahnya.

Baca juga: Rektor UP Nonaktif Edie Toet Ambil Langkah Hukum untuk Selesaikan Tuduhan Pelecehan Seksual

Sebelumnya, Edie tidak menyangka dituduh melakukan pelecehan seksual hingga membuatnya dipolisikan dan dinonaktifkan sebagai Rektor Universitas Pancasila.

"Tidak pernah terpikirkan sedikit pun oleh saya bisa berada di titik seperti ini," kata Edie, Kamis (29/2/2024).

Edie merasa kasus ini telah membuatnya berada di titik nadir. Ia menyebut nama baiknya hancur dan prestasinya lenyap seketika.

"Titik nadir paling bawah. nama baik saya dipertaruhkan. Bukan hanya nama baik saya yang hancur, prestasi, loyalitas saya tiba-tiba harus lenyap," ujar dia.

Ia mengaku sedih sekaligus malu lantaran dituding melecehkan dua bawahannya. Ia merasa menjadi korban pembunuhan karakter.

"Mungkin bapak dan ibu nggak bisa menggambarkan kesedihan saya, malu saya, dan sedih saya. Karena apa? Selama saya mengabdi di dunia pendidikan baru sekali ini saya dihina, dijadikan korban character assasination, pembunuhan karakter," ucap Edie.

Baca juga: Polda Libatkan Dinas PPPA dan Tim Dokter Polri Tangani Kasus Pelecehan Seksual Rektor Nonaktif UP

"Padahal, seorang dosen atau guru, saya orang yang betul menjaga etika dan budi. Saya sangat malu di depan semua orang. Makanya saya pakai topi," imbuh dia.

Menurut dia, kasus ini juga turut berdampak terhadap keluarganya yang ikut merasa malu.

"Saya punya keluarga, saya punya istri dan anak-anak yang sudah besar. Bisa dibayangkan gak, betapa mereka sedih dan malu ayahnya diperlakukan seperti ini," tutur Edie.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Diminta Cabut Laporan, Psikologis Terduga Korban Pelecehan Rektor Nonaktif UP Terguncang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini