Katanya, dia bermaksud memperkenalkan satwa-satwa endemik Indonesia kepada anak-anaknya.
"Ya sembari ngenalin satwa-satwa. Ini nih bocah. Ini mau 6 tahun, ini mau 4 tahun," ujarnya sembari menunjuk kepada dua anak yang duduk di samping kiri dan kanannya.
Sang anak yang masih berusia 6 tahun pun tampak malu-malu saat menceritakan pengalamannya mengunjungi Ragunan.
Katanya, dia area konservasi burung menjadi favoritnya dari satwa-satwa lain.
"Sukanya ke kandang burung," ujar Qorbin, anak Meta yang malu-malu sambil menutupi sebagian wajah dibalik pundak ibunya yang berkaus ungu terong.
Dengan tarif tiket yanh terjangkau dan jarak yang tak terlalu jauh dari rumahnya di Jakarya Timur, berwisata ke Ragunan menjadi pilihan ideal bagi Fitra sekeluarga.
Karena dekat, yakni dari Duren Sawit Jakarta Timur, dia dan 7 anggota keluarganya menempuh perjalanan ke Ragunan menggunakan kendaraan umum Transjakarta.
"Ya ke mana lagi, habisnya bingung. Di sini murah meriah, aksesnya juga gampang," katanya.
Namun demikian, Fitra berharap agar pengelola TM Ragunan meningkatkan fasilitas yang tersedia.
Terlebih fasilitas untuk meneduh, mengingat ini musim penghujan.
"Yang perlu ditingkatin buat neduh. Kan outdoor banget nih. Paling buat neduh kayak di kandang-kandang doang," ujar Fitra.
Harapan itu lantaran dirinya memboyong keluarga, termasuk anak-anaknya yang masih berusia balita ke TM Ragunan.
Katanya, dia ingin agar ada tempat berteduh yang terpusat.
"Mungkin adalah satu tempat neduh di tengah-tengah atau apa biar lebih enak kalau hujan begini. Biar lebih enak bawa anak anak," katanya.