Sebelum ditangkap petugas kepolisian, pelaku sempat diinterogasi warga.
Sekretaris RT setempat, Hendra mengatakan kondisi jasad korban mengalami luka parah di wajah akibat penganiayaan.
"Sempat ditanya berapa kali dibenturin ke tembok. (korban) Langsung muntah darah," sambungnya.
Pasangan suami istri sempat terlibat cekcok dan berujung kematian.
Baca juga: Kepribadian Pegawai KAI Pelaku Pembunuhan Istri di Jakarta Timur, Korban Sering Alami KDRT
"Pelaku juga ada di dalam kontrakan sama anak pertamanya, perempuan usia sekitar 8-10 bulan. Jadi tinggal di kontrakan bertiga, pelaku, almarhumah, dan anak perempuan," tuturnya.
Warga juga menemukan sebuah buku yang terdapat tulisan motif pelaku membunuh istrinya.
"Ada buku yang sudah agak sobek tapi masih ada sampulnya. Katanya (Andika) buku itu kronologi pengakuan saya," katanya.
Pelaku menulis menggunakan pensil sebelum membunuh korban.
"Saya coba baca cuman (tulisannya) kurang jelas, mungkin pas nulis lagi gemetar atau bagaimana. Mungkin motif (pembunuhannya) ada di situ. Katanya dia menulis," tandasnya.
Dugaan sementara, pelaku menganiaya korban karena ingin bercerai.
"Katanya sudah mengurus berkas-berkas ke Pengadilan, tapi ditolak karena ada berkas yang kurang. Katanya biar dilengkapi dulu," bebernya.
Pelaku Berbaring di Kasur
Hendra mengatakan pasangan suami istri tersebut baru dua pekan mengontrak rumah di wilayah Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur.
Setelah korban tewas, pelaku menghubungi ayah kandung dan mengakui perbuatannya.
"Kata bapaknya (Andika) itu dia (pelaku) WhatsApp saya bilang saya (Andika) habis membunuh istri saya," ucapnya, Senin (1/7/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca juga: Suami di Pulogadung Diduga KDRT Istri Berujung Maut, KAI Benarkan Pelaku Pegawainya