Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEW.COM, BEKASI - Terjadi kericuhan pecah di Alun-alun M. Hasibuan Kota Bekasi.
Pendukung pasangan calon (paslon) Wali Kota Bekasi lempari aparat keamanan.
Massa mendatangi kantor KPU Kota Bekasi untuk melakukan unjuk rasa lalu terjadi kericuhan.
Massa melempari petugas aparat keamanan menggunakan plastik berisi air, properti itu digunakan sebagai pengganti batu atau benda keras.
Personel Sabhara dikerahkan lengkap dengan tameng pelindung untuk memukul mundur massa namun massa terus bertindak anarkis dengan menyerang aparat keamanan serta membakar ban dan bom asap.
Baca juga: Kronologi Penemuan Jasad Warga Bekasi di Hotel Wonosobo, Polisi Dalami Penyebab Kematian
Lalu personel keamanan merespons dengan mengerahkan mobil water cannon, massa lagi-lagi tak kunjung mundur.
Baru setelah itu anti huru hara diterjunkan, menggunakan sepeda motor dan senjata gas air mata massa berhasil dipukul mundur.
Bentrokan yang terjadi tadi adalah adegan simulasi pengamanan Pilkada yang digelar Polres Metro Bekasi Kota.
Kegiatan tersebut bertajuk Sispamkota dalam rangka Operasi Mantap Praja Jaya 2024.
Kabag Ops Polres Metro Bekasi Kota Kompol Agus Rohmat mengatakan, simulasi digelar untuk menunjukkan kesiapan dalam pengamanan Pilkada serentak 2024.
"Ini adalah suatu bentuk kesiapan kita menghadapi pilkada serentak, Operasi Mantapraja adalah kegiatan pengamanan dari tiap tahapan Pilkada mulai dari pendaftaran sampai nanti pengumuman pemenang," kata Agus.
Agus menambahkan, proses pengamanan dilakukan secara menyeluruh dengan menempatkan personel-personel selama 24 jam.
Misalnya lanjut dia, di kantor KPU akan ada petugas kepolisian yang berjaga bergantian, lalu di gudang logistik sampai pengamanan kegiatan kampanye.
"Kami siapkan dari mulai tahapan-tahapan itu personel-personel mulai dari kantor KPU, kantor Bawaslu kami jaga, kami pengamanan selama 24 jam," tegas dia.
Adegan ricuh yang diperagakan merupakan bagian dari kesiapan personel dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
"Kita simulasikan tadi kalau memang ada massa yang tidak puas dengan hasil pengumuman pemenang, terjadi chaos, itu yang kami peragakan," terang dia.
Tahapan Simulasi
Simulasi pengamanan dilakukan sejak awal tahapan Pilkada, diantaranya pendaftaran paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi.
Dalam adegan simulasi, terdapat dua pasangan calon masing-masing yang mendaftar di KPU Kota Bekasi.
Adegan berlanjut ke pengumuman nomor urut, lalu setiap pasangan calon menggelar kampanye akbar secara terpisah.
Simulasi turut menghadirkan adegan konflik, diantaranya keributan penonton panggung konser kampanye.
Di mana pada saat muncul potensi keributan, petugas pengamanan dari unsur TNI-Polri dan Satpol PP langsung bertindak cepat.
Tahapan selanjutnya juga menampilkan proses pengamanan pada saat pemungutan suara, di sini adegan konflik juga dihadirkan.
Saat sejumlah warga protes terkait namanya yang tidak masuk dalam daftar pemilih, di sini petugas pengamanan membantu melakukan meredakan situasi.
Puncaknya ada pada adegan unjuk rasa pendukung salah satu paslon yang tidak terima dengan hasil pemungutan suara.
Di adegan simulasi, massa mendatangi kantor KPU Kota Bekasi untuk melakukan unjuk rasa lalu terjadi kericuhan.
Massa melempari petugas aparat keamanan menggunakan plastik berisi air, properti itu digunakan sebagai pengganti batu atau benda keras.
Formasi pengamanan ditampilkan dalam adegan simulasi, personel Sabhara dikerahkan lengkap dengan tameng pelindung untuk memukul mundur massa.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kericuhan Pecah di Alun-alun Kota Bekasi, Pendukung Paslon Wali Kota Lempari Aparat Keamanan