Laporan Reporter Tribunnews com, Galuh Nestiya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemeriahan masyarakat menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di berbagai sudut kota Jakarta tak serupa dengan yang dirasakan para pedagang bendera merah putih dan atribut 17-an di Pasar Asemka, Jakarta Barat.
Mereka mengeluh sepi pembeli menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-79 ini. Omset mereka turun drastis.
Yanto (42), salah satu pedagang yang sudah lebih dari lima tahun berjualan setiap bulan Agustus di Pasar Asemka, mengungkapkan terjadinya penurunan drastis penjualannya.
"Dua tahun terakhir ini dagangan saya benar-benar hancur, teman-teman lainnya juga. Soalnya kalah saing sama toko online, mereka kan jualnya lebih murah,” ungkap Yanto, Jumat(16/8/2024).
Ia merasa merugi setengah dari modal yang dikeluarkan karena persaingan ketat dengan platform e-commerce. Penurunan penjualan ini semakin diperparah dengan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan yang juga berdampak pada bisnis pernak-pernik kemerdekaan.
Yanto mengaku sempat mencatat, banyak pedagang yang terpaksa gulung tikar karena modal tidak kembali dan pembeli sering menawar harga murah akibat perbandingan dengan harga online.
Yanto mengatakan, masih ada barang-barang yang masih cukup laku di pasaran seperti umbul-umbul, pita merah putih, kertas merah putih, serta hiasan kelap-kelip. Sementara bendera kurang diminati.
Yanto mengaku akan berhenti berjualan atribut bendera Merah Putih satu hari sebelum perayaan kemerdekaan karena pendapatan hariannya yang meski mencapai satu juta rupiah, tetap tidak cukup untuk menutupi modal.
Fiza (29) pedagang lainnya juga merasakan dampak serupa. Ia menjelaskan, penurunan pendapatan disebabkan oleh banyaknya pesaing, terutama dari toko online.
"Harga-harga turun, jadi berpengaruh juga sama pendapatan kita,” ujar Fiza.
Meski pendapatan harian bisa mencapai lebih dari satu juta rupiah, ia mengakui bahwa hal tersebut tidak cukup untuk menutup biaya awal.
Baca juga: Cerita Pedagang Bendera: Jualan Sepi Sehari Cuma Untung Rp20 Ribu