TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana Pemerintah Kota Jakarta Barat untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di bawah jalan layang Pasar Asemka, Tambora, Jakarta Barat, mendapat tanggapan kurang baik dari para pedagang.
"Kami belum mendapat perintah untuk pindah, kalau memang benar, saya enggak setuju," ujar Agung, salah seorang PKL, kepada Kompas.com, Rabu (11/6/2014).
Menurut Agung, selama ini, para PKL di lokasi tersebut sudah merasa nyaman dengan kondisi yang ada. Meskipun hanya berada di bawah jalan layang, kata Agung, pendapatan per bulan yang didapat sudah bisa mencukupi semua kebutuhan.
Agung mengatakan, setiap bulan, keuntungan yang ia dapat di lokasi berjualan saat ini mencapai Rp10 juta. Meski menolak, dia tetap mengikuti apapun aturan yang telah dibuat oleh pemerintah.
Hal senada juga dikatakan oleh Dedi. Menurutnya, kondisi bangunan di tempat yang nantinya akan ditempati oleh PKL, kurang strategis. Hal tersebut dikhawatirkan akan mengurangi jumlah pembeli.
Camat Tambora Yunus Burhan, mengatakan, relokasi pedagang kaki lima di bawah jalan layang Pasar Asemka dilakukan secepatnya. Hal tersebut untuk mengembalikan fungsi ruang di bawah jalan layang.
Selain itu, upaya tersebut dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan parkir liar di kawasan tersebut.