TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi perempuan Golkar Melli Darsa menyoroti tiga persoalan yang dihadapi masyarakat Kota Bogor.
Tiga persoalan tersebut adalah pinjaman online, keterwakilan perempuan di jabatan-jabatan publik, dan program makan bergizi.
Untuk problem terkait pinjaman online (Pinjol) yang semakin membebani warga, terutama yang terjerat dalam praktik judi online.
Menurut Melli, pinjol menjadi masalah serius yang banyak menjerat masyarakat, terutama mereka yang tergiur dengan iming-iming mudahnya mendapatkan uang, namun akhirnya terperosok dalam utang yang tidak bisa dibayar.
“Saya ingin keterkaitan antara pinjol dan judi online yang membuat masalah ini semakin kompleks diperhatikan secara serius oleh pemerintah ke depan, karena dampaknya amat menyengsarakan warga,” tutur Melli dalam sebuah diskusi, Kamis (22/8/2024).
Kedua, Melli menyoroti pentingnya keterwakilan perempuan dalam politik dan jabatan-jabatan publik.
Hasil penelitian Rumah Demokrasi di Kota Bogor pada awal Agustus 2024 menunjukkan bahwa masih banyak warga yang tidak mengetahui keberadaan calon-calon perempuan yang akan maju sebagai kepala daerah, khususnya di Kecamatan Bogor Tengah.
“Afirmasi keterwakilan perempuan dalam politik adalah kebijakan yang sudah dilahirkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Namun, hingga saat ini kebijakan ini masih belum efektif dan cenderung hanya merupakan suatu lip service,” ujar Melli.
Ia menegaskan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat terhadap calon perempuan akan menyulitkan program afirmasi perempuan di eksekutif untuk berjalan optimal.
Melli yang merupakan kandidat yang tengah diperhitungkan dalam Pilkada Kota Bogor itu menuturkan, masyarakat harus dibiasakan dipimpin oleh seorang wanita.
Ia pun memprediksi pada tahun 2024 ini perempuan akan lebih berperan.
"Koalisi pun sudah memperhatikan penntingya perempuan dan saya anggap hal yang sangat positif. Ini menjadi pilot project juga apakah terpilih atau tidak, tapi kalau kita tidak berusaha tidak akan tahu," ujarnya.
Ketiga, Melli akan terus mendorong pelaksanaan Program Makan Gratis Bergizi (PMG) di sekolah-sekolah Kota Bogor.
Program ini telah diujicobakan dan mendapatkan sambutan yang sangat positif.
Menurut penelitian Rumah Demokrasi, sebanyak 27 persen responden di Kota Bogor mengetahui program yang diusung Melli ini.
“Program Makan Gratis Bergizi bukan hanya untuk meningkatkan kesehatan anak-anak, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mendukung pendidikan dan mengurangi beban ekonomi keluarga, terutama generasi muda, juga memperkuat penanganan stunting,” kata Melli.
Perilaku Pemilih
Sebelumnya, Rumah demokrasi memotret perilaku pemilih di Kota Bogor. Penelitian yang dilakukan dari tanggal 1 sd 21 Agustus 2024 menghasilkan sejumlah perilaku pemilih dari Kota Bogor terhadap kandidat perempuan sebagai Kepala Daerah.
Responden sebanyak 604 orang di Kota Bogor. Sampel diambil secara acak bertingkat dari 20 kelurahan yang ada di 6 Kecamatan di Kota Bogor.
Unit terkecil dari penelitian ini adalah tingkat RW. Adapun tingkat kepercayaan dalam penelitian ini adalah 96%.
Rata-rata responden kurang dari separuh yang mengetahui adanya calon perempuan di masing-masing kecamatan di Kota Bogor. Hanya responden di Kecamatan Bogor Selatan yang mengetahui adanya calon perempuan yang tinggi (41,3%).
"Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada dua besar kandidat perempuan yang diketahui responden sebagai calon walikota Bogor. Keduanya yakni; Melli Darsa dan Annida Allivia," ujar pimpinan Rumah Demokrasi, Ramdansyah.
Ramdansyah menambahkan, meskipun rata-rata responden kurang mengetahui calon-calon wakil walikota Bogor dari kalangan perempuan, tetapi mereka dapat menyebutkan sejumlah nama kandidat perempuan.
Dari jawaban yang diperoleh ternyata terdapat tiga besar perempuan yang diketahui sebagai kandidat wakil walikota; Melli Darsa, Annida Allivia dan Rena Da Frina.
Kampanye afirmasi perempuan di eksekutif tampaknya masih belum berjalan dengan baik di Kota Bogor. Pertanyaan tentang pilihan calon perempuan jika Pemilihan Walikota Bogor dilakukan pada hari ini juga, maka hanya 27% yang akan memilih perempuan dan 34,1% tidak akan memilih perempuan.
Adapun 37,9% ragu-ragu untuk memilih perempuan.
"Tiga besar perempuan yang akan dipilih jika pemilih dilakukan pada hari ini adalah; Melli Darsa, Aniida Allivia dan Rena Da Frina," tutup Ramdansyah.
Dalam acara itu turut hadir politisi perempuan Golkar yang juga ketua umum istri istri Partai Golkar Provinsi Papua, Yanti Susanti.