Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas driver online melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gojek Petojo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024)
Massa pendemo tersebut terdiri dari Kokas Squad, Forever Friend Online (FFO), Joki Jalanan, dan Sektor 5.
Baca juga: 6 Fakta Aksi Demo Driver Ojol di Jakarta Hari Ini, Gojek dan Grab Bereaksi hingga Isi Tuntutan
Ketua Dewan Perwakilan Driver Online (DPO) Loa Samuel mengatakan kedatangan pihaknya ke kantor Gojek untuk menuntut tindakan aplikator yang semena-mena terhadap mitra.
Menurut dia, saat ini ratuaan driver mulai dari Mei sampai Agustus 2024 disuspensi secara sepihak dengan tuduhan pemalsuan data.
"Padahal akun kami itu akun original. Kami tidak terima, itu pertama tuntutan kami. Yang kedua tuntutan kami adalah penyesuaian argo. Ada akun-akun kecamatan yang menurut kami ini mengganggu sekali dan merusak komunitas-komunitas wilayah-wilayah yang biasa kita lalui," ucap Sam sapaanya saat diwawancarai.
Baca juga: 3 Titik Demo Driver Ojol Hari Ini: dari Istana Merdeka, Kantor Gojek hingga ke Grab
DPO menyebut rekan-rekannya yang tekena suspensi sudah melengkapi dokumen yang diminta paling lama 14 hari.
Hanya saja tidak ada tindak lanjut dari pihak Gojek.
Tuntutan ketiga DPO meminta agar aplikator tidak menghapus order akibat munculnya akun kecamatan.
Sam menyebut akun kecamatan tersebut dibuat oleh vendor dari Gojek yang mana dampaknya menyiksa terhadap mitra dengan akun original.
"Kita (akun original) bisa sampai jam 12 tidak bunyi (tidak dapet order)," urai dia.
DPO berjanji akan melakukan aksi demonstrasi rutin setiap bulan apabila aspirasinya tidak didengar aplikator.
Baca juga: 1.000 Driver Ojol Demo Hari Ini, Apa Saja Tuntutannya? Gojek Imbau Mitra Driver Tak Terprovokasi
Mitra driver online mengeluhkan persentase potongan yang terus naik setiap tahunnya.
Menurut Sam, Gojek awal mulai meritis itu 2015 sebenarnya tidak ada potongan.
Per trip tidak ada potongan, Grab menerapkan potongan 20 persen awalnya tidak ada potongan sampai akhirnya mengikuti.
Namun belakangan pemotongan makin besar per trip potongan mencapai Rp 5 Ribu.
"Jadi sebenarnya potongan ini hampir 35 persen kalau saya boleh bercerita, kalau argo Rp100 ribu kita terimanya cuma sekitar Rp65 ribu," tukasnya.
Dia menegaskan pendapatan atau tarif ini yang wajin disesuaikan baik oleh aplikator maupun regulator.
Sam menyebut bahwa keluh kesah mitra driver sebenarnya sudah sempat disampaikan ke beberapa lembaga pemerintah terkait.
Namun demikian tidak ada jawaban yang diharapkan dari mitra.
"Mereka justru saling lempar, tidak memberikan solusi bagi kami," pungkasnya.