Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu tahun pascakebakaran, proses revitalisasi Museum Nasional Indonesia yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat telah mencapai tahap signifikan.
Renovasi mencakup perbaikan infrastruktur dan penyelamatan koleksi serta penerapan inovasi baru dalam penataan museum.
Proses revitalisasi Museum Nasional Indonesia pasca kebakaran melibatkan berbagai langkah penanganan yang komprehensif, dimulai dari pendataan dampak kerusakan terhadap bangunan dan koleksi.
Baca juga: Kepala BNPT Berharap Pembangunan Museum Nasional Penanggulangan Terorisme jadi Tempat Edukasi
Upaya ini mencakup evakuasi koleksi terdampak, penyanggaan bangunan yang masih berdiri, dan pembongkaran struktur yang rawan runtuh. Seluruh proses ini dilakukan secara paralel dengan pemindaian serta dokumentasi untuk memastikan konservasi yang akurat.
Pendampingan dari tim Tenaga Ahli Cagar Budaya dan Tim Ahli Pemugaran, UNESCO dan pakar internasional lainnya turut memperkuat langkah-langkah ini, disertai dengan rangkaian Forum Group Discussions (FGD) intensif dengan para ahli dari dalam dan luar negeri seperti Tim Ahli Cagar Budaya, Tim Ahli Pemugaran, serta visitasi mitra internasional seperti Jepang, Perancis, Belanda dan Amerika guna memastikan kelayakan dan perencanaan revitalisasi yang holistik.
"Lebih dari pemulihan fisik, revitalisasi Museum Nasional Indonesia juga mencakup transformasi konseptual melalui konsep Reimajinasi Warisan Budaya yang terdiri dari tiga pilar utama yakni Reprogramming, Redesigning, dan Reinvigorating," kata Plt Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra kepada wartawan, Selasa (17/9/2024).
Diketahui kebakaran melanda gedung A Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9/2023) malam dan baru padam sekira pukul 22.40 WIB yang membuat sebagian koleksi yang merupakan replika terbakar.
Ia mengatakan, revitalisasi ini akan membuat Museum Nasional Indonesia akan menjadi lebih dari sekedar ruang pameran, melainkan pusat interaksi sosial dan edukasi bagi masyarakat.
“Kami tidak hanya memperbaiki fisik bangunan dan menyelamatkan koleksi, tetapi juga melakukan reimajinasi terhadap bagaimana museum ini dapat berperan lebih besar bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: Sejarah Hari Museum Nasional 12 Oktober, Didasarkan pada Musyawarah Museum Indonesia di Yogyakarta
Revitalisasi ini, kata dia bukan sekadar perbaikan infrastruktur, tetapi transformasi yang mendalam, baik secara fisik maupun konseptual yang akan menghadirkan museum sebagai ruang interaktif dan relevan dengan kebutuhan publik modern.
"Sistem keamanan museum pun telah ditingkatkan secara signifikan, termasuk penerapan teknologi terbaru untuk melindungi koleksi museum dari ancaman di masa depan.
Perbaikan fisik museum juga mencakup renovasi ruang pameran dan peningkatan fasilitas pengunjung, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman," katanya.
Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi mengatakan, kebakaran tahun lalu memang menjadi tantangan besar bagi kami, tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat komitmen kami dalam melestarikan dan memperkenalkan kembali kekayaan budaya Indonesia.
"Revitalisasi ini adalah upaya berkelanjutan untuk memastikan Museum Nasiona Indonesial tetap menjadi ruang yang relevan dan inspiratif bagi generasi mendatang,” katanya.
Baca juga: Kepala Museum dan Cagar Budaya: Koleksi di Museum Nasional Masih Utuh dan Bisa Diidentifikasi
Komitmen IHA dalam menghidupkan kembali Museum Nasional Indonesia juga mencakup inovasi berkelanjutan, baik dari segi program edukasi maupun pameran.
Museum ini akan terus berkembang dengan memperkenalkan program-program baru yang memanfaatkan teknologi dan menyesuaikan dengan kebutuhan pengunjung di era modern.
Ruang ImersifA dan rangkaian program pameran baru yang menggabungkan elemen digital dan fisik akan memberikan perspektif yang segar tentang sejarah dan budaya Indonesia, menciptakan ruang yang menginspirasi dialog lintas budaya dan keterlibatan sosial.
Direncanakan dibuka untuk publik pada pertengahan bulan Oktober mendatang, Museum Nasional Indonesia berupaya untuk menghadirkan pengalaman yang baru yang dinamis dan interaktif.
Museum Nasional Indonesia akan memperkenalkan empat program utama yang dirancang khusus untuk mengajak pengunjung terlibat lebih dekat dengan sejarah dan budaya Indonesia.
Pertama, penyajian wajah baru tata pamer koleksi Museum Nasional Indonesia dapat dinikmati seperti di Taman Arca, Rotunda, hingga Ruang Kertarajasa.
Selanjutnya, pembaharuan teknologi dan penyajian narasi pada ruang ImersifA juga dapat dinikmati publik.
Lalu akan terdapat dua pameran temporer yang akan turut disajikan yakni Perjalanan Upaya Pemulihan Pasca Kebakaran yang mengisahkan seluruh rekam jejak Museum Nasional Indonesia menghadapi kebakaran yang terjadi tahun lalu.
Juga pameran Repatriasi yang akan menampilkan lebih dari 300 koleksi terpilih yang telah kembali ke Indonesia sebagai bagian dari upaya repatriasi artefak budaya dari berbagai negara.
Dengan keempat program ini, Museum Nasional Indonesia tidak hanya berkomitmen untuk memberikan pengalaman edukatif yang lebih mendalam, tetapi juga menciptakan ruang yang menginspirasi dialog lintas budaya dan keterlibatan sosial.
Museum ini akan dibuka kembali untuk publik pada 15 Oktober 2024, dengan berbagai program baru yang siap memberikan pengalaman berkesan bagi seluruh pengunjung.