News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PON 2024

Mengintip Kantor Vendor Katering PON Aceh-Sumut, Diduga Sajikan Nasi Basi, Sempat Didatangi Polisi

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor katering PON di Cilandak Barat, Jakarta Selatan. /Google Maps

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI-2024 Aceh-Sumatera Utara (Sumut) menjadi sorotan lantaran fasilitas untuk para ofisial dan atlet yang tidak memadai.

Selain fasilitas, konsumsi yang tidak layak untuk para atlet dan para ofisial juga menjadi perbincangan yang viral di media sosial.

Padahal anggaran untuk konsumsi atlet, pelatih, dan ofisial PON Aceh-Sumut 2024 ini jumlahnya tak sedikit.

Dari hasil penelusuran di laman LPSE terkait E-purchasing, anggaran untuk konsumsi atlet, pelatih, dan ofisial pada PON Aceh-Sumut 2024 mencapai Rp 42,5 miliar. 

Rinciannya konsumsi makan besar untuk atlet dihargai Rp 50 ribu per porsi, sedangkan snack mencapai Rp18 ribu per porsi.

Melihat Vendor Katering

Adapun salah satu pemenang tender penyediaan konsumsi di ajang PON Aceh-Sumatera Utara ini adalah PT Aktifitas Atmosfir.

Perusahaan katering yang beralamat di Cilandak Barat, Jakarta Selatan itu ditunjuk oleh PB PON XXI Wilayah Aceh sebagai vendor pemenang tender yang mengurusi masalah konsumsi atlet dan official peserta PON di Aceh.

Tribunnews.com mencoba menelusuri lokasi perusahaan yang menjadi vendor konsumsi untuk para kontingen PON itu pada Rabu (18/9/2024).

Dari hasil penelusuran di lapangan, didapati bahwa perusahaan itu menyewa sebuah komplek bangunan di Jalan Lebak
Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan.

Kantor itu tampak sepi.

Tak ada aktivitas apapun tergambar jika melihat dari bagian depan kantor tersebut.

Hanya ada dua gerbang berwarna hijau yang satunya diperuntukkan untuk pejalan kaki.

Sementara satu gerbang lain digunakan untuk keluar-masuknya kendaraan dengan dipasang sebuah portal berwarna putih dan hitam.

Sementara itu di sisi kiri gerbang terdapat sebuah pos sekuriti dengan tulisan 'Tamu Wajib Lapor'.

Kantor perusahaan katering ini berbentuk 'letter L' memanjang mengarah ke sebelah kiri.

Tak jauh dari sana, terlihat ada sebuah bangunan berukuran 5x3 meter dengan tembok berwarna putih.

Seorang pegawai di kantor itu mengatakan bangunan tersebut selama ini digunakan sebagai gudang dan dapur untuk usaha katering tersebut.

Selain itu terdapat pula ruang kantor di bagian belakang yang tidak terlalu terlihat keberadaannya.

Meski kantor itu tampak sepi, namun terdapat dua kendaraan yakni truk engkel berwarna kuning dengan boks putih, dan mobil jenis van yang terparkir di halaman kantor.

Hanya saja tak terlihat hilir mudik orang dari dalam kantor tersebut.

 Padahal daerah di sekitar kantor itu cukup ramai, karena ada sebuah perusahaan pelatihan yang untuk para pekerja muda yang ingin bekerja di Jepang yang berkantor tepat tepat di seberang PT. Aktifitas Atmosfir. 

"Iya ini (perusahaan) katering. Tapi lagi sepi, karyawannya lagi di Aceh kalau nggak salah. Kan ini (katering) ini buat PON," kata seorang penjaga warung di sekitar kantor PT Aktifitas Atmosfir tersebut kepada Tribunnews.com.

Sewa Kantor Sejak Lama

Menurut sumber Tribunnews.com itu, perusahaan katering itu sudah menyewa komplek kantor sejak lama.

Namun, dia tak menyebutkan secara detil sejak tahun berapa perusahaan itu menyewa lokasi itu. 

Terkait masalah konsumsi di PON Aceh-Sumut yang saat ini menjadi polemik, sumber Tribunnews mengatakan hal itu sejatinya tidak seperti yang viral beredar di media sosial.

Menurutnya, tak ada masalah besar dalam penanganan konsumsi dari perusahaan tersebut.

Sumber itu mengatakan PT Aktifitas Atmosfir sebenarnya sudah berpengalaman menangani konsumsi kegiatan seperti PON.

Hal ini bisa dilihat saat perusahaan itu juga dipercaya menjadi vendor konsumsi untuk PON XX-2021 di Papua.

Ia pun mengatakan bahwa apa yang menjadi perbincangan viral di media sosial itu diduga karena ada persaingan bisnis sehingga ada kecemburuan jika PT Aktifitas Atmosfir kembali memegang jasa untuk konsumsi pada kegiatan yang digelar empat tahun sekali ini.

Meski itu juga hanya dugaan dia semata. 

"Iya seperti ada yang, soalnya dulu ada yang nanya begini, kok PT Atmo (Aktifitas Atmosfir) terus yang menang (vendor), sepertinya dari saingan, kayaknya persaingan bisnis lah itu, biasa," jelasnya. 

Di sisi lain, sumber lain di sekitar lokasi mengatakan bahwa perusahaan katering itu dikabarkan akan didemo oleh sejumlah pihak karena adanya isu-isu makanan yang tak layak disediakan untuk para kontingen.

Bahkan, puluhan polisi sempat datang ke PT Aktivitas Atmosfir pada Selasa (17/9/2024).

Namun kedatangan polisi ke lokasi itu bukan untuk melakukan klarifikasi atas isu-isu dugaan mark-up seperti yang beredar, melainkan untuk melakukan pengamanan. 

Makanan Basi 

Terpisah, General Manager PT Aktifitas Atmosfir, Chepta Hermana mengklarifikasi beberapa isu soal makanan tidak layak yang diterima para atlet dan kontingen PON.

Pertama, terkait kabar keterlambatan pengiriman makanan kepada para atlet, menurutnya hal itu karena adanya kesalahpahaman dalam komunikasi dengan Pengurus Besar (PB) PON XXI-2024, Aceh-Sumatera Utara.

Panitia cabor catur PON XXI komplain dan tidak terima menu makanan yang diberi hanya dengan lauk sepotong tempe dan sayur kering. Ancam mogok makan. (KOMPAS.com/Hendri Setiawan) (KOMPAS.com/Hendri Setiawan/ist)

Chepta mengatakan informasi perpindahan tempat tinggal, venue bertanding, hingga permintaan dari Liaison Officer (LO) para atlet dan kontingen yang telat diinformasikan kepada pihaknya sehingga terjadi keterlambatan pengiriman makanan.

Kedua, kata Chepta, terkait makanan yang disebut sudah basi namun tetap diberikan kepada para atlet.

Dari hasil investigasi pihaknya, menurut Chepta makanan seperti puding itu sejatinya diberikan pada malam hari. 

Namun, makanan tersebut dibiarkan  hingga pagi hari sehingga sudah tak layak dimakan.

 "Jadi kan makanan yang kita sajikan kan ada waktunya ya, untuk makan malam kalau dimakan pagi pagi ya sudah tidak bisa lah ya," ucap Chepta kepada Tribunnews.com.

Ketiga, soal isu makanan ringan yang diberikan berisi santan kemasan dan roti juga dibantahnya.

Dari penelusuran pihaknya, menurut Chepta ternyata video viral soal makanan ringan berisi santan kemasan itu adalah informasi bohong alias hoaks.

Lebih lanjut, Chepta yang membawa tim untuk melayani konsumsi di lokasi PON sebanyak 105 orang ini memastikan jika permasalahan yang ada sudah bisa teratasi dengan baik.

"Intinya sih sebenarnya kalau sistemnya di sini jalan, tidak akan terjadi seperti itu, ada miss komunikasi saja, kalau ada orang-orang yang sentimen itu saya tidak mau ke sana lah, saya juga tidak mau berpikiran negatif lah ya," tuturnya. (Tribun Network/abd/dod).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini