TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Polisi telah menggeledah 'kantor satelit' yang dijadikan markas oleh sejumlah pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk "membina" 1.000 situs judi online (judol) di Jakasetia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/11/2024).
Kantor satelit ini dikelola oleh tiga orang pegawai Komdigi yakni AK, AJ, dan A.
Ketiganya mempekerjakan 12 orang untuk "membina" situs judi online dari kantor tersebut.
“Dari 12 orang tersebut, delapan orang bertugas sebagai operator, dan empat orang bertugas sebagai admin,” ungkap Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra di Polda Metro Jaya, Selasa (5/11/2024).
Para pegawai Komdigi yang melindungi ribuan situs judi online dengan perkiraan penghasilan mencapai Rp 8,5 miliar per bulannya dari pengelola judi.
Pegawai Komdigi yang ditangkap terdiri dari pejabat dan staf ahli kementerian, sementara empat tersangka lainnya merupakan warga sipil.
Sebelum berkantor di Bekasi Selatan sejak Januari 2024, para pelaku menjalankan aktivitas ini di kantor wilayah Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Kerap Didatangi Pria Berdasi
Tribunnews.com, mendatangi kantor satelit judi online itu di ruko Rose Garden 5, Grand Galaxy, Jaka Setia, Bekasi, pada Rabu (6/11/2024) pagi
Salah seorang sumber yang ditemui Tribunnews.com bercerita kalau ‘kantor satelit’ pengendali judi online ini kerap didatangi oleh seorang pria berpakaian setelan jas rapi.
Bahkan, pria itu juga kerap membawa perempuan yang diduga istrinya untuk masuk ke dalam ruko tersebut.
Dia tak mengetahui persis siapa pria berpakaian rapi tersebut.
Namun, berdasarkan informasi yang diterimanya, dia menduga bahwa pria berpakaian rapi itu adalah ‘bos’ dari para pekerja ‘kantor satelit’ tersebut.
“Ada pria berpakaian rapi sering datang ke sini (kantor satelit), pakai mobil mewah sport berwarna biru. Kayanya itu sih bosnya,” ujarnya.
Dia juga melihat, pria berpakaian rapi itu terlihat tertutup dari orang-orang sekitarnya.
Sebab, ketika berpapasan, pria itu memilih untuk menghindar.
Warga Tak Curiga
Ruko bernomor 39 itu memang sempat digeledah oleh petugas kepolisian pada Jumat, 1 Oktober 2024, lalu.
Ruko itu menjadi objek penggeledahan karena menjadi ‘Kantor Satelit’ pengendalian situs judi online (Judol) yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Iqbal, seorang pekerja di kawasan kompleks ruko Grand Galaxy mengungkapkan bahwa dirinya tak mengetahui persis proses penggeledahan tersebut.
Sebab, saat itu dirinya tengah masuk shif siang. Namun, berdasarkan penuturannya, aktivitas sehari-hari para pekerja di ‘kantor satelit’ itu terbilang normal dan tak ada ciri-ciri yang mencurigakan.
Tetapi, dia merasa para pekerja di kantor tersebut sangat tertutup dalam berkomunikasi dengan pekerja di lingkungan ruko.
“Saya sih tidak pernah curiga, karena normal-normal saja kegiatannya. Cerita ke saya, kalau kantor ini, kantor admin. Tetapi orang-orangnya pada tertutup. Jarang mau ngobrol dengan pekerja di sini,” katanya.
Pria asal Bekasi ini juga kerap melihat para pekerja ‘kantor satelit’ itu kerap menghabiskan waktu senggang dengan duduk di halaman depan ruko sambil bermain game online.
“Lumayan saya sering lihat pada main games di depannya sambil duduk-duduk. Sekitar 5-6 orangan,” ujarnya.
Iqbal menambahkan, dirinya juga pernah berkesempatan mengantar minuman dan makanan yang dipesan oleh pekerja ke dalam ‘kantor satelit’ itu.
Dia melihat pada bagian lantai 1, hanya terlihat para pekerja juga bermain game Playstation 5 serta duduk-duduk di lantai.
Sedangkan, untuk lantai 2 dan 3 yang menjadi sarang pengendalian judi online, dia tidak mengetahui persis karena tidak pernah masuk.
“Saya lihat lagi pada main Playstation 5, kalau diajak ngobol jawabnya cuman ‘iya dan enggak’, saya sampai bingung sendiri,” katanya mengingat peristiwa beberapa waktu lalu.
Iqbal menduga memang ada sejumlah pekerja yang menginap di dalam ruko untuk berjaga. Sebab, dia kerap menemui orang yang keluar ruko pada malam hari di luar jam kerja.
“Kegiatan setiap hari, ramai yang mondar-mandir setiap hari. Tapi yang jaga atau menginap hanya kayanya ada 2-3 orang,” katanya.
Transaksi Judi Online Meningkat
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkapkan bahwa kecenderungan transaksi terkait judi online pada 2024 diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini diungkapkan Ivan dalam paparannya di Komisi III DPR RI, Jakarta, pada Rabu (6/10/2024).
"Jadi apabila kita melihat perkembangan judi online, saat ini memang terlihat kecenderungan naik dibandingkan dengan periode sebelumnya, ini kalau kita bicara pada 2023," kata Ivan.
Berdasarkan data yang dipaparakan Ivan, perputaran transaksi terkait judi online pada 2021 mencapai Rp 57,91 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp 104,42 triliun pada 2022.
Perputaran transaksi pada 2023 melonjak menjadi Rp 327,05 triliun. Sedangkan pada semester pertama 2024 sudah mencapai 174,56 triliun.
"Perkembangan transaksi juga mengalami peningkatan. Transaksi pada 2024 semester satu saja sudah melampaui jumlah transaksi di tengah semester 2023 atau bahkan lebih dari satu tahun penuh pada 2022. Artinya ini ada kecenderungan naik sampai 237,48 persen," ucap Ivan.
Ivan juga mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan transaksi judi online, salah satunya adalah banyak bandar judi yang memecah transaksi judi online dengan nominal yang lebih kecil. Dengan demikian, transaksi judi semakin besar menyasar masyarakat kecil.
"Jadi kalau dulu orang melakukan judi online transaksinya angkanya juta-jutaan. Nah sekarang bisa Rp 10.000, kita sudah melihat ada seorang bisa judi. Itu lah yang membuat transaksi semakin masif," jelas Ivan.
Ivan menyoroti bahwa transaksi judi dengan nominal kecil juga dapat diakses oleh anak-anak, termasuk mereka yang berusia kurang dari 10 tahun.
"Umur pemain judi online juga cenderung semakin merambah ke usia rendah, usia kurang dari 10 tahun ini kita melihat. Jadi populasi demografi pemainnya semakin berkembang," ujarnya.
(tribun network/yud/dod)