TRIBUNNEWS.COM - Memasuki hari ke-11 Ramadan, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan bangsa.
Untuk itu, Zulkifli mengajak agar seluruh petinggi negara untuk saling menguatkan.
Zulkifli menilai hingga saat ini masih ada masalah besar yang menjadi PR bersama, yakni melakukan pemerataan ekonomi, mewujudkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan persamaan di muka hukum.
Kekompakan bukan untuk melakukan persengkokolan ataupun selingkuh dari amanat rakyat, melainkan sesuai tujuan untuk menunaikan amanat rakyat, sesuai ajaran Pancasila dan UUD 1945.
"Sebagai bangsa yang majemuk kita harus bisa saling menjaga, menghargai perbedaan, toleran dan saling menguatkan. Bukan saling melemahkan dan berpecah belah. Mari kita selalu berangkulan dan saling menguatkan," ujar Zulkifli.
Hal ini disampaikan Zul dalam acara buka puasa bersama di kediamannya, Jl Widya Chandra IV No 16, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2016).
Dalam acara Buka Bersama Ketua MPR RI ini, turut hadir Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, menteri-menteri Kabinet Kerja, para petinggi negara dan para ketua umum partai.
Zulkifli menegaskan pentingnya berpegang pada tradisi.
Di mana, dalam tradisi Islam ada ajaran tasamuh (toleran), tawasuth (moderat), i'tidal (lurus) dan tawazun (imbang).
Selain itu juga ada amar ma'ruf dan nahi munkar.
Saat ini, Indonesia tengah bergiat membangun diri melalui slogan 'Kerja, kerja dan kerja'.
Namun tata dunia dan ekonomi global sedang kurang bersahabat.
Perubahan sosial yang cepat juga menimbulkan friksi dan anomali.
Akan tetapi, Zulkifli menerangkan agar Indonesia tidak boleh kempes oleh tipuan tantangan zaman.
"Kita tidak boleh tersesat oleh jebakan turbulensi persoalan," sambungnya.
Dengan demikian diharapkan pada bulan Ramadan, bulan yang mulia dan penuh ampunan serta keberkahan ini diharapkan semua pihak bisa memanfaatkan untuk saling introspeksi.
Sebab, Indonesia merupakan bangsa dan negara yang besar.