Cuaca di Desa Karangsemi di Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, Jumat malam (5/10/2018), tampak cerah. Di sebuah lapangan berdebu akibat musim kemarau berkepanjangan, malam itu, berlangsung pagelaran seni budaya nusantara. Grup musik campur sari “Kantong Bolong” tampil menghibur warga masyarakat.
Pagelaran seni budaya ini diselenggarakan dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Penyelenggaranya adalah MPR dan mendapat dukungan dari Kepala Desa Karangsemi, Puryani. Kepala Biro Administrasi dan Pengawasan Setjen MPR RI, Suryani, SH., selaku panitia penyelenggara dalam sambutannya, memuji peran Kepala Desa Karangsemi hingga acara bisa terlaksana dengan lancar dan sukses.
“Permintaan kepada Bu Puryani untuk kesediaannya menjadi penyelenggara pagelaran seni budaya ini dilakukan dalam waktu sangat mepet,” ungkap Suryani. Ternyata, lanjut perempuan kelahiran Nganjuk ini, hanya dalam waktu dua hari saja Kepala Desa mampu menyiapkan segala sesuatu dengan baik dan lancar. Untuk itu, Suryani mengucapkan terima kasih pada Kepala Desa Karangaemi dan jajarannya.
Suksesnya acara ini ditandai pula dengan antusiasme masyarakat menyaksikan pagelaran seni bidaya tersebut. Ratusan warga masyarakat Desa Karangsemi dan sekitarnya berduyun-duyun ke lapangan tempat pertunjukan. Begitu pula para pedagang makanan dan minuman, serta permainan anak-anak memanfaatkan keramaian itu untuk mengais rezeki.
Pagelaran kesenian diawali tampilnya tarian Maheswara Swatantra Anjuk Ladang dari Dinas Pariwisata Kabupaten Nganjuk. Tarian persembahan yang dibawakan oleh lima remaja perempuan memang dipersembahkan untuk tamu kehormatan yang hadir saat itu. Mereka adalah Pimpinan Badan Penganggaran MPR RI yang juga anggota MPR RI Fraksi Partai Demokrat Drs. H. Guntur Santoso, M.Si., Kepala Biro Humas Setjen MPR RI Siti Fauziah, Kepala Biro Asministrasi dan Pengawasan Setjen MPR RI Suryani, dan tamu undangan lainnya,
Selanjutnya pagelaran seni budaya dalam rangka sosialisasi Empat Pilar dibuka oleh Pimpinan Badan Penganggaran Guntur Sasono. Mengawali sambutannya, Guntur mengajak hadirin untuk mendoakan para korban bencana alam Donggala. Palu dan Sigi, serta Lombok. “Semoga Allah memberikan ampunan atas dosa-dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini,” kata Guntur. Ia juga mengucapkan selamat kepada TNI yang memperingati hari jadinya yang ke-73 pada 5 Oktober.
Lebih lanjut, Guntur menyatakan, sebagai warga masyarakat kita harus mengamalkan Pancasila. Pancasila itu pada hakikatnya adalah gotong royong, saling menghormati dan saling asih. Begitu pula Ketuhanan Yang Maha Esa, maknanya juga saling asih, saling sayang.
Guntur juga mengingatkan bahwa beberapa hari terakhir ini kita mendengar berita yang dipelintir macam-macam. “Amat disesalkan kenapa kok dengan kemajuan teknologi berita-berita jadi simpang siur,” ungkap Guntur.
Untuk itu Guntur mengingatkan agar kemajuan teknologi informasi tidak digunakan untuk membesar-besarkan hoax. “Karena hal itu akan memecah belah persatuan,” kata dia mengingatkan.
Suasana semakin semarak begitu memasuk rangkaian acara kesenian. Sejumlah penyanyi tampil diiringi grup musik campur sari Kantong Bolong. Lalu diselingi lawak oleh pelawak kawakan berusia 70 tahun bernama Gendut. Dan, tak kalah menariknya bagi penonton acara ini disediakan doorprice. (*)